Opini

Mengerek Daya Saing Pegadaian

oleh Paul Sutaryono

 

SEJAK dahulu kala, Perusahaan Umum Pegadaian (Pegadaian) telah menjadi sumber pendanaan utama bagi masyarakat, terutama kalangan bawah. Pegadaian terkesan kuno dan ketinggalan zaman, tetapi kini Pegadaian sudah berubah total. Bagaimana mendorong Pegadaian agar semakin mampu bersaing di tengah serbuan perusahaan pembiayaan lainnya?

Bagi masyarakat bawah, Pegadaian boleh dikatakan sebagai sumber pendanaan pamungkas ketika sumber yang lain telah kering kerontang. Sebenarnya, apa manfaat utama Pegadaian? Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat, terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Oleh karena itu, rasanya moto Pegadaian ”Mengatasi Masalah Tanpa Masalah” menjadi membumi.

Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita cermati terlebih dahulu kinerja Pegadaian. Sepanjang 2016, Pegadaian mampu meraih laba Rp2,2 triliun, naik 15,2% dari tahun sebelumnya 2015 yang mencapai Rp1,9 triliun. Kemudian, pada 2017, Pegadaian membukukan laba bersih Rp623 miliar per kuartal/triwulan pertama 2017 yang meningkat 12,8% dibandingkan dengan periode yang sama 2016 sebesar Rp552 miliar.

Di lain sisi, pendapatan usaha tumbuh 8,7% dari Rp9,7 triliun menjadi Rp8,9 triliun sepanjang 2016. Pendapatan juga tumbuh cukup subur Rp2,5 triliun per kuartal pertama 2017 atau naik 5,9% dibandingkan dengan kuartal pertama 2016 sebesar Rp2,36 triliun. Sementara, total oustanding loan (OSL) dari bisnis gadai, baik konvensional maupun syariah, mencapai Rp35,4 triliun pada 2016 atau naik 14,5% dibandingkan dengan periode yang sama 2015 sebesar Rp30,9 triliun. Pada 2017, OSL mencapai Rp36,4 triliun per kuartal pertama 2017 atau 12,69% dibandingkan dengan periode yang sama 2016.

Total aset pun mengalami kenaikan dari Rp39,1 triliun per akhir 2015 menjadi Rp46,9 triliun per akhir 2016 dan Rp48,16 triliun per April 2017. Dalam menjalankan bisnis, Pegadaian memiliki tiga lini usaha, yakni bisnis pembiayaan berbasis gadai dan fidusia, bisnis emas, dan bisnis aneka jasa yang terdiri atas aneka pembayaran dan pengiriman uang. Itulah sekilas rapor atau kinerja Pegadaian sepanjang 2016 dan kuartal pertama 2017 yang tampak gemerincing. (Bersambung ke halaman berikutnya)

Page: 1 2 3 4

Paulus Yoga

Recent Posts

Wamen BUMN Cek Langsung Kesiapan SPKLU PLN Layani Kebutuhan Nataru

Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Komisaris PT PLN (Persero), Aminuddin… Read More

38 mins ago

Rijani Tirtoso Akhiri Tugas Sebagai Direktur Eksekutif LPEI, Siapa Penggantinya?

Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengangkat Yon Arsal sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua… Read More

5 hours ago

Kemenperin Dorong Kolaborasi Startup dan IKM untuk Transformasi Digital

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA)… Read More

13 hours ago

Ketua KPK Beberkan Proses Penetapan Tersangka Hasto Kristiyanto

Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan dua nama baru sebagai tersangka dalam pengembangan… Read More

17 hours ago

OJK Terbitkan Aturan Terkait Perdagangan Kripto, Ini Isinya

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 27 Tahun 2024 tentang… Read More

18 hours ago

OJK: BSI Tengah Siapkan Infrastruktur untuk Ajukan Izin Usaha Bullion Bank

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan proses pengembangan kegiatan usaha bullion atau usaha yang berkaitan dengan… Read More

19 hours ago