Mendorong Pembayaran Lintas Negara Untuk Perkuat Ekonomi ASEAN

Mendorong Pembayaran Lintas Negara Untuk Perkuat Ekonomi ASEAN

Jakarta – Bank Indonesia (BI) terus memperkuat dan meningkatkan konektivitas pembayaran lintas negara (cross-border) di kawasan, serta mendorong pemulihan ekonomi, sejalan dengan perhatian global melalui G20. Hal ini juga termasuk dalam inisiatif jalur ekonomi & keuangan dalam Keketuaan Indonesia untuk ASEAN 2023.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta menyampaikan tiga hal seputar pembayaran lintas negara. Pertama, ekonomi digital dan ekosistem keuangan Indonesia maupun ASEAN menunjukkan tren positif dengan prospek ekonomi yang optimis, hal ini disambut baik melalui inisiatif Regional Payment Connectivity (RPC).

Kedua, pembangunan konektivitas lintas negara di masa depan memiliki tantangan dan risiko, antara lain persepsi tarif mahal dan proses yang lama, tidak inklusif, dan kurang transparan. Sementara itu, pembayaran lintas negara menghadapi variasi regulasi, mode bisnis, proses, spesifikasi pembayaran di setiap negara.

Ketiga, untuk mengatasi tantangan dan risiko pada poin kedua tersebut, Pemerintah, otoritas terkait, dan pelaku industri pembayaran harus bersinergi. Otoritas harus berkomitmen mendukung strategi dan inisiatif keterkaitan ekonomi lintas negara.

“Di samping itu, pelaku industri harus siap menangkap peluang dan menciptakan inovasi baik pada produk dan layanan Cross-Border maupun arsitektur sistem pembayaran,” ujar Filianingsih, Selasa, 9 Mei 2023.

Fili pun memperkirakan, volume transaksi lintas negara diperkirakan akan tumbuh di tahun-tahun mendatang. Selama beberapa tahun terakhir, nilai pembayaran lintas negara di seluruh dunia meningkat dari USD127,8 triliun pada tahun 2018 menjadi USD156 triliun pada tahun 2022.

“Dengan ekonomi global yang lebih mudah dan tanpa batas, mendesak pembayaran lintas negara untuk lebih cepat, lebih murah, lebih transparan, dan dapat diakses oleh siapa saja,” katanya.

Berangkat dari perkembangan itu, Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) RPC oleh lima bank sentral dari negara ASEAN yaitu, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina di 2022 lalu, menandai keseriusan negara ASEAN terhadap pembayaran lintas negara ini. 

Wakil Ketua Umum ASPI selaku, Y.B. Hariantono menambahkan, dukungan dan komitmen industri sistem pembayaran terhadap inisiatif strategis untuk pengembangan transaksi lintas negara yang sudah dimulai dengan implementasi QRIS cross-border (CB) untuk Thailand pada tahun 2022 yang kemudian untuk Malaysia, dan ke depan menyusul negara-negara ASEAN lain serta negara-negara Kawasan lain seperti India dan China.

“Sebagai Self-Regulatory Organization (SRO), ASPI berperan aktif dalam pengembangan standar dan penyusunan pedoman teknis dan mikro untuk mendukung implementasi transaksi Cross-Border. Kolaborasi dan sinergi seluruh pelaku industri bersama Bank Sentral di negara-negara ASEAN menjadi faktor kunci untuk menghadapi tantangan dan mewujudkan cross-border economic interlinkage secara lebih luas,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua Umum PERBANAS, Tigor M. Siahaan, bahwa pihaknya meyakini kolaborasi dan inovasi akan menjadi kunci utama dalam membangun sistem pembayaran yang lebih kuat dan efektif di ASEAN.

“Kami mendukung integrasi sistem pembayaran di ASEAN melalui Fast Payment System Interlinking, dan kami akan terus bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk memastikan sistem pembayaran seperti real-time transfer dan pembayaran QR code dapat diakses oleh seluruh masyarakat ASEAN sehingga memperkuat ekonomi ASEAN. Kami juga menekankan pentingnya edukasi dan kesadaran tentang manfaat sistem pembayaran ini kepada konsumen,” pungkas Tigor.

Sementara itu, Managing Director Gopay, Budi Gandasoebrata, turut menyampaikan optimisme pertumbuhan ekonomi digital ASEAN dan turut serta mendukung arah kebijakan strategis Bank Indonesia dalam meningkatkan adopsi nontunai lintas negara.

Di Indonesia, Gopay terus mendorong perluasan adopsi pembayaran nontunai lewat implementasi QRIS dan edukasi literasi finansial bagi pengguna seluas-luasnya.

“Ke depan, kami senantiasa mengembangkan inovasi pembayaran sejalan dengan arahan Bank Indonesia, untuk terus menghadirkan pengalaman transaksi digital yang cepat, mudah, murah, aman dan andal bagi seluruh pengguna,” tambah Budi.

Lebih lanjut, CEO & Co-Founder DANA Indonesia, Vince Iswara juga menyambut baik penerapan QR Cross-Border. Implementasi ini selaras dengan visi industri pembayaran yang berkomitmen untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan sebagaimana prioritas strategis Pemerintah Indonesia dan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang disusun oleh Bank Indonesia.

“Didukung teknologi inklusif dan platform ekosistem terbuka, kami siap menghadirkan pengalaman bertransaksi digital lintas negara yang prima untuk mengoptimalkan pengalaman pengguna,” imbuh Vince.

Sejalan dengan itu, tambah Vince, adopsi QRIS selalu dilengkapi edukasi yang berkelanjutan, baik untuk UMKM maupun masyarakat umum di seluruh Tanah Air. Maka perlu ada edukasi bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk menyukseskan penggunaan QR Cross-Border yang berkelanjutan. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News