Di sisi lain, prospek Presiden AS Donald Trump yang mengeluarkan rencana perpajakan “fenomenal” di beberapa pekan mendatang telah mendongkrak sentimen risiko sehingga saham global pun membaik.
Saham Asia menguat pada awal perdagangan hari senin dan selera trading yang diperkuat oleh efek Trump membuat pasar Eropa memasuki teritori hijau.
Baca juga: Prospek Ekonomi Indonesia Masih Menjanjikan
Wall Street mungkin juga menguat apabila momentum bullish dari Asia dan Eropa ditambah dengan efek Trump mendorong investor untuk mencari aset berisiko.
Walaupun ada kemungkinan saham menguat pekan ini karena membaiknya selera risiko, ancaman bahwa rencana perpajakan “fenomenal” Trump tidak mencapai ekspektasi pasar mungkin membatasi peningkatan. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More