Melonjak 41 Persen, MINE Cetak Laba Bersih Rp306 Miliar di 2024

Melonjak 41 Persen, MINE Cetak Laba Bersih Rp306 Miliar di 2024

Jakarta – PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) mencatatkan lonjakan laba bersih sebesar 41 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp306,49 miliar sepanjang tahun 2024, dibandingkan Rp217 miliar pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kenaikan laba tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bersih sebesar 20,42 persen, dari Rp1,75 triliun pada 2023 menjadi Rp2,11 triliun pada 2024.

Mayoritas pendapatan MINE berasal dari lini bisnis jasa penambangan yang berkontribusi sebesar Rp2,10 triliun, atau sekitar 99,35 persen dari total pendapatan perseroan.

Di sisi lain, total aset perusahaan juga meningkat sebesar 56 persen yoy, dari Rp1,03 triliun pada 2023 menjadi Rp1,61 triliun pada 2024. Kenaikan ini ditopang oleh peningkatan aset tetap bersih sebesar 57,7 persen.

Pertumbuhan aset ini sejalan dengan permintaan dari mitra kerja MINE untuk meningkatkan kapasitas produksi penambangan bijih nikel.

Baca juga: Fore Coffee Catatkan Saham Perdana, Incar Pertumbuhan Laba hingga 80 Persen di 2025

Selain itu, piutang usaha dari pihak ketiga meningkat 103 persen menjadi Rp248,45 miliar dari sebelumnya Rp122,27 miliar. Tagihan bruto kepada pemberi kerja juga naik 48,9 persen menjadi Rp481,39 miliar dibandingkan posisi tahun 2023 yang sebesar Rp323,40 miliar.

Optimisme Pascapencatatan Saham Perdana

Direktur Utama MINE, Ivo Wangarry mengungkapkan rasa syukur atas capaian positif perusahaan sepanjang 2024.

“Ke depannya, didukung dengan berhasilnya pencatatan perdana saham atau IPO pada Maret 2025, menjadi daya dukung bagi Perseroan untuk memperbesar bisnis dan meningkatkan kinerja finansial secara berkelanjutan,” katanya, di Jakarta, Rabu, 16 April 2025.

Ia menambahkan, perseroan akan terus fokus mengoptimalkan peluang bisnis di sektor pertambangan nikel dengan menambah jumlah alat berat guna meningkatkan kegiatan operasional, sebagian didanai dari hasil IPO.

Baca juga: CIMB Niaga Finance Bagikan Dividen Rp232,17 Miliar, Setara 50 Persen dari Laba 2024

Peningkatan jumlah alat berat ini, kata dia, akan semakin menaikkan kemampuan perusahaan dalam jasa penambangan nikel, sehingga akan berdampak langsung kepada pendapatan Perseroan. 

“Program hilirisasi industri nikel di dalam negeri dan meningkatnya kebutuhan dunia terhadap nikel juga akan menjadi peluang bisnis yang baik bagi perusahaan,” bebernya. 

Dengan cadangan nikel mencapai sekitar 20 persen dari total cadangan dunia, Indonesia memiliki potensi besar menjadi pemain utama dalam rantai pasok industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

“Dengan semakin banyaknya investasi dalam ekosistem kendaraan listrik, kami optimis bahwa industri ini akan terus berkembang pesat. Hal ini tentu menjadi katalis positif bagi MINE, yang memiliki kompetensi dan pengalaman selama lebih dari 20 tahun dalam menyediakan layanan berkualitas tinggi bagi sektor pertambangan dan pengolahan nikel,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

Top News

News Update