Melantai di Bursa, UBC Medical Indonesia Lepas 700 Juta Lembar Saham Baru

Melantai di Bursa, UBC Medical Indonesia Lepas 700 Juta Lembar Saham Baru

Jakarta – PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) pada hari ini (10/7) melangsungkan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan melepas sebanyak 700 juta lembar saham baru.

Jumlah saham yang ditawarkan oleh LABS sebagai emiten penyedia alat kesehatan tersebut setara dengan 17,72 persen dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan dengan harga saham Rp102 per saham dan berhasil meraih dana segar senilai Rp71,40 miliar.

Selain itu, IPO saham LABS tersebut berjalan dengan sukses dan mendapatkan respon yang sangat positif dari para investor, terlihat dari terjadinya kelebihan permintaan atau oversubscribe yang tercatat lebih dari 250 kali dengan jumlah investor sebanyak lebih dari 31.275 yang terdiversifikasi baik investor perorangan, institusi, nasional, maupun asing.

Baca juga: Harga Saham GUNA Sentuh ARA, Melesat 34,67 Persen

Direktur Utama LABS, FX Yoshua Raintjung, menjelaskan langkah perusahaan masuk ke BEI melalui IPO adalah bagian dari strategi dalam meningkatkan kapasitas pendanaan perusahaan dan tata kelola yang lebih baik lagi. 

“Kinerja perusahaan sampai Desember 2023 masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif, di mana selama tiga tahun terakhir Perseroan telah meningkatkan reputasinya di pasar alat kesehatan sebagai salah satu pemasok unggulan untuk produk skrining bayi baru lahir dan infeksi tuberkulosis laten (ILTB),” ucap Yoshua dalam keterangan resmi di Jakarta, 10 Juli 2024.

Baca juga: BEI Catat 24 Emiten Antre IPO, 6 di Antaranya Beraset Jumbo

Adapun, seluruh dana bersih hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis Perseroan, di antaranya untuk biaya operasional seperti, pembelian barang dagangan, pembelian bahan baku produksi, biaya pemasaran, biaya penjualan dan biaya operasional lainnya.

“Saya optimistis dengan prospek Industri kesehatan saat ini, terutama pasca Covid-19, Pemerintah mulai akan memfokuskan anggaran kesehatannya pada program yang sifatnya promotif dan preventif guna mencapai target Indonesia Emas 2045, hal tersebut diyakini akan meningkatkan penyerapan atas produk alat kesehatan dan reagen Perseroan,” imbuhnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News