Maybank Indonesia Raih Laba Sebelum Pajak Rp506 Miliar per Maret 2025, Ini Penopangnya

Maybank Indonesia Raih Laba Sebelum Pajak Rp506 Miliar per Maret 2025, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mengumumkan kinerja keuangan konsolidasian untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Maret 2025. Laba operasional sebelum pencadangan (pre-provision operating profit/PPOP) tercatat tumbuh 19,4 persen menjadi Rp727 miliar.

Selain itu, Maybank Indonesia juga membukukan laba sebelum pajak (profit before tax/PBT) sebesar Rp506 miliar atau meningkat 290,9 persen. Sementara laba setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (profit after tax and minority interest/PATAMI) naik 265,1 persen menjadi Rp376 miliar, setelah pada triwulan pertama 2024 perusahaan mencatatkan pencadangan yang signifikan.

Peningkatan laba sebelum pajak (PBT) pada triwulan I 2025 ditopang oleh pendapatan bunga dari penempatan portofolio surat berharga, saldo rata-rata pembiayaan yang membaik, serta kenaikan pendapatan (fee-based income) selama periode tersebut.

Baca juga: RUPST Maybank Angkat Kembali Dato’ Khairussaleh Ramli Jadi Presiden Komisaris

Di sisi lain, biaya pencadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) tercatat menurun hingga 72,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ketika perusahaan secara proaktif melakukan manajemen risiko kredit.

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan menyampaikan, Maybank Indonesia memulai tahun 2025 dengan kinerja profitabilitas tahunan yang solid, didorong oleh pertumbuhan pembiayaan berkelanjutan di segmen-segmen strategis.

“Selain itu, pencadangan pada triwulan I 2025 dibukukan lebih rendah dibandingkan dengan pencadangan yang dilakukan pada triwulan yang sama tahun lalu,” ucap Steffano dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 2 Mei 2025.

Aset Naik, Dana Pihak Ketiga Menurun

Dari sisi pembiayaan, total kredit yang disalurkan Maybank Indonesia mencapai Rp122 triliun, relatif stabil dibandingkan dengan posisi Maret 2024. Sementara itu, total aset bank meningkat 6,8 persen menjadi Rp189,81 triliun.

Namun, dana pihak ketiga (DPK) mengalami penurunan sebesar 4,9 persen menjadi Rp111,50 triliun. Penurunan ini sejalan dengan strategi pengelolaan biaya dana yang diterapkan perseroan.

Baca juga: Maybank Indonesia Gandeng Muhammadiyah-LPPOM MUI, Bantu 1.500 UMKM Dapat Sertifikat Halal

Secara rinci, giro tumbuh 6,3 persen, sedangkan tabungan turun 5,2 persen. Meski demikian, CASA (Current Account Saving Account) tercatat naik 1,6 persen, dengan rasio CASA meningkat menjadi 53,0 persen pada Maret 2025 dari 49,7 persen pada Maret 2024.

Fokus pada Penguatan Portofolio Pembiayaan

Steffano menambahkan bahwa ke depan, perusahaan akan terus fokus memperkuat kapabilitas yang telah mendorong pertumbuhan bisnis secara konsisten, terutama pada portofolio pembiayaan ritel, usaha kecil dan menengah (UKM), serta pembiayaan korporasi lokal berskala besar.

“Dalam upaya untuk meningkatkan ketangguhan dan kemampuan kami dalam menggapai peluang pertumbuhan lebih lanjut, secara proaktif kami akan terus meninjau, serta melakukan rebalancing terhadap portofolio pembiayaan agar selaras dengan strategi super growth yang telah ditetapkan dan terus menjaga kualitas aset pada yang sehat,” imbuhnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

Top News

News Update