Jakarta – PT Maybank Indonesia Tbk mencatatkan laba bersih di kuartal III 2017 sebesar Rp1,4 triliun atau mengalami peningkatan hingga 12 persen bila dibandingkan dengan laba bersih di tahun sebelumnya pada periode yang sama yakni sebesar Rp1,3 triliun.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, peningkatan laba tersebut terutama disebabkan pertumbuhan kredit. Di sepanjang kuartal III 2017 kredit yang disalurkan Maybank Indonesia mencapai Rp121,8 triliun atau tumbuh 4,6 persen dibanding kuartal III 2016 yakni Rp116,4 triliun.
Dia merincikan, kredit perbankan Community Financial Services (CFS) Non-Ritel, yang terdiri dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) dan Business Banking, tumbuh 3,4 persen menjadi Rp51,4 triliun pada September 2017 dari Rp49,7 triliun pada tahun sebelumnya, sementara kredit CFS ritel turun 6 persen menjadi Rp42,2 triliun.
“Ini karena pertumbuhan yang lebih lambat pada sektor konsumer,” ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2017.
Sementara untuk total simpanan nasabah tumbuh dari Rp115,6 triliun pada September 2016 menjadi Rp119,1 triliun pada September 2017 dengan rasio CASA (Current Account Saving Account) Bank mencapai 38 persen setelah Bank terus fokus pada layanan cash management. Sebagai hasilnya giro naik 10,2 persen dalam sembilan bulan di 2017, mencapai Rp20,8 triliun.
Perbaikan electronic channel Bank secara berkelanjutan, termasuk fasilitas mobile banking berbasis internet Maybank M2U, juga telah memberikan kontribusi pada perbaikan posisi likuiditas. Bank telah meluncurkan MOVE (Maybank Online Savings Account platform) yang menyediakan kelebihan berupa kenyamanan dan kemudahan bagi nasabah untuk membuka rekening.
Sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR-bank saja) terkelola dengan sehat pada 87,6 persen, dan Loan-to-Funding Ratio (bank saja) pada 86,3 persen. Kemudian, untuk Pendapatan Bunga Bersih (NII) tumbuh 4,3 persen menjadi Rp5,7 triliun pada September 2017 dari Rp5,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, Perseroan juga dapat mempertahankan Marjin Bunga Bersih (NIM) sebesar 5,2 persen pada September 2017 sehubungan dengan Bank yang terus menerapkan upaya pricing kredit dan simpanan yang disiplin.
Lalu dari sisi pendapatan non bunga (fee based income) Bank naik 7,9 persen dari Rp2 triliun pada September 2016 menjadi Rp2,1 triliun di September 2017. Hal ini terutama diperoleh dari fee bancassurance, fee terkait treasury, administrasi ritel, administrasi kredit, pengembalian kredit, dan jasa layanan lain yang disediakan Bank.
“Saya gembira mengumumkan Bank terus memperlihatkan kemajuan di tingkat operasional dalam periode sembilan bulan pertama. Dengan pertumbuhan momentum ini, kami berharap dapat terus memetik keuntungan lebih baik dari segmen yang terus membaik ini,” ucapnya.
Menurutnya, perseroan akan memanfaatkan peluang untuk melakukan ekspansi bisnis segmen Community Financial Services Non-Ritel pada kuartal yang akan datang. “Kami optimis dapat menyelesaikan tahun keuangan 2017 dengan hasil yang baik, sementara pada saat yang sama tetap memperhatikan kondisi pasar yang penuh tantangan hingga akhir tahun,” tutupnya. (*)