Jakarta – Memasuki tahun politik di 2018 dan 2019 mendatang, pemerintah diminta untuk dapat mewaspadai ketidakpastian ekonomi nasional yang akan terjadi ke depan. Terlebih, perekonomian Indonesia di 2018 diperkirakan dapat tumbuh lebih tinggi dan merata.
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Institute for Development Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati, di Jakarta, Rabu, 18 Oktober 2017. “Memasuki Tahun Politik 2018 upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi ke 5,4 persen kian tidak mudah, meskipun tidak mustahil,” ujarnya.
Sebagai informasi pada tahun depan Indonesia akan memasuki tahun politik, di mana di tahun tersebut akan dilakukan pemilihan kepada daerah (pilkada) secara serentak di 171 daerah dan pada 2019 akan ada pemilihan presiden (pilpres) sekaligus pemilihan legislatif (pileg).
Menurutnya, Pilkada memang dapat meningkatkan aktivitas ekonomi, namun seiring kerapnya penerimaan APBN tidak mencapai target, maka sangat mungkin yang terjadi adalah keadaan wait and see. Bahkan biasanya dunia usaha akan menanti kepastian terpilihnya pemimpin baru atau incumbent di daerah.
“Akibatnya, dapat saja perekonomian baru akan menggeliat di semester kedua 2018. Artinya, momentum peningkatan pertumbuhan ekonomi di semester pertama 2018 tidak optimal. Namun, tidak ada jaminan pula di semester kedua 2018 akan ada akselerasi, seiring kontestasi Pilpres yang akan segera digelar,” ucap Enny. (Bersambung ke halaman berikutnya)