CFA Society Proyeksi Ekonomi Digital RI Tembus USD360 Miliar di 2030

CFA Society Proyeksi Ekonomi Digital RI Tembus USD360 Miliar di 2030

Jakarta – Presiden of CFA Society Indonesia Pahala N. Mansyuri, CFA menyebut, kontribusi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan menembus USD360 miliar pada 2030.

“Proyeksi ekonomi digital di Indonesia akan menyumbang USD360 miliar pada 2030,” katanya saat Opening Speech “Indonesia Women In Finance Conference Empowering Women by Embracing Technology”, di Jakarta, 15 Agustus 2024.

Ia merinci, sejak tahun 2017-2021, ekonomi digital diperkirakan meningkat sebesar 414 persen. Jumlah ini melambung sebesar 62 persen pada 2021-2030 dengan nilai USD360 miliar pada 2030. Hal ini, berdasarkan pada pertumbuhan 2022 yang mencapai di angka 22 persen.

Lanjutnya, di kawasan Asean sendiri, ekonomi digital Indonesia akan mencapai USD1 triliun berkat adanya Digital Econmoy Framework Agreement (DEFA). 

Baca juga : Begini Strategi Kemenkeu untuk Tingkatkan Ekonomi Digital

DEFA menjadi masterplan yang dibuat di kepemimpinan Indonesia di mana Digital Economic mencakup sebuah perjanjian yang sangat dalam mengenai digitalisasi, termasuk digital talent, digital id, cyber security, retraining, reskilling, infrastruktur, hingga interoperability di ASEAN.

“Berkat DEFA ini diperkirakan ekonomi digital di Indonesia akan berlipat ganda menjado USD2 triliun pada 2030.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan ekonomi digital Indonesia di masa depan memiliki potensi yang besar. Ia menyebut, proyeksi ekonomi digital Indonesia yang tumbuh 4 kali lipat pada 2030, yakni mencapai USD210-USD360 miliar. 

Baca juga : Kemenkeu Beberkan Kunci Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Digital

Adapun, pembayaran digital juga diperkirakan tumbuh 2,5 kali lipat pada 2030, mencapai USD760 miliar.

Menurutnya, transformasi digital ini tidak hanya melibatkan sektor bisnis besar, tetapi juga UMKM. Dengan 64 juta pelaku UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital, pertumbuhan ekonomi digital dan pembayaran digital di Indonesia akan semakin meningkat.

“Pentingnya transformasi digital yang inklusif dan berkeadilan, di mana seluruh lapisan masyarakat, termasuk ekonomi mikro dan UMKM, mendapatkan akses dan kesempatan yang sama,” pungkasnya.

Editor : Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News