Surabaya—Market share (pangsa pasar) keuangan syariah khususnya di sektor perbankan yang masih sangat kecil atau dibawah 5%, dianggap masih berpotensi untuk meningkat lagi. Hal ini sejalan dengan masyarakat Indonesia yang sebagian besar beragama muslim.
Pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, di Surabaya, 29 Oktober 2015. Menurutnya, market share perbankan syariah dapat berkembang, regulator dan pelaku industri harus gencar melakukan sosialiasi kepada masyarakat mengenai industri keuangan syariah.
“Saat ini memang market share-nya masih sedikit di bawah 5%. Tapi nanti kalau terus disosialisaikan, bukan hanya perbankannya tetapi juga instrumen sukuk ritel syariah, terus ada lagi asuransi syariah. Nah itu nanti bisa semakin besar,” ujar Mirza
Dirinya meyakini potensi perbankan syariah masih sangat besar bahkan bisa melebihi pertumbuhan bank konvensional seperti pada tahun 2012 kemarin. Misalnya pada waktu booming perbankan syariah tahun 2012, itu pertumbuhan kreditnya bisa 25%-27% dan perbankan syariahnya bisa sedikit di atas itu,” tukas dia.
Namun demikian, dari pihak BI sendiri, belum memiliki target spesifik untuk mengembangkan pertumbuhan dan market share perbankan syariah. Kendati begitu, pihaknya bersama regulator terkait dan pelaku industri keuangan syariah terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
“Ya memang cukup menantang juga, saya rasa kalau kita bicara target, target spesifik sih belum. Untuk mencapai 5% juga belum tercapai. Tapi kalau kita ambil contohnya saja, di Malaysia perbankan syariahnya itu sudah lebih dari 15%. Harusnya Indonesia dengan sosialisasi terus mener pasti potensi ke depannya bisa lebih besar,” tutupnya. (*) Rezkiana Nisaputra