Jakarta – Kepala OJK Jabodebek dan Provinsi Banten Roberto Akyuwen menitipkan tiga pesan penting terkait maraknya praktik kejahatan siber di Indonesia, khususnya di industri perbankan.
Pertama, ancaman keamanan siber terus berevolusi dengan motif beragaman. Menurutnya, di saat kita tengah mengembankan bisnis dengan pelbagai kebaikan, pada saat bersamaan pula dunia maya itu menjadi independen.
“Dunia maya itu sebenarnya independen, ilmu juga untuk programming, tapi ini programning yang menyesatkan,” katanya, dalam Talkshow dan Launching Buku berjudul ‘Keamanan Siber Bank’ di Kampus 3 Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Selasa, 30 Juli 2024.
Baca juga : Kejahatan Siber Terus Berkembang, Anggito: Semakin Kita Digital, Semakin Insecure
Lalu, pesan kedua yakni pentingnya bagi manajemen untuk mengalokasikan sumber daya yang memadai guna menjaga keamanan siber organisasi atau perusahaannya.
Hal ini selalu menjadi himbauan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada industri perbankan untuk perlu mengalokasikan sumber daya yang memadai dalam menjaga keamanan siber.
Baca juga : Ternyata Ini Salah Satu Penyebab Utama Maraknya Kejahatan Siber di Industri Keuangan
“Sama seperti kita beli mobil terutama leasing di multi finance. Pak sekalian dilengkapi dengan asuransi? Wah mahal sekali preminya. Nah, baru saja keluar dari jalan besar sudah nabrak,” bebernya.
Pesan ketiga kata dia, adanya kolaborasi cerdas dalam menghadapi kejahatan siber.
“Berkolaborasilah dengan cerdas karena menghadapi tantangan siber ini memerlukan banyak mata, banyak telinga yang kita tidak akan pernah mampu melakukannya sendiri,” pungkasnya. (*)
Editor : Galih Pratama