Jakarta – Bank Kalbar kembali mencatatkan kinerja positif selama tahun 2022. Bank Kalbar berhasil membukukan laba sebesar Rp444,41 miliar lebih tinggi dibandingkan perolehan pada tahun sebelumnya sebesar Rp392,62 miliar (yoy) atau tumbuh 9,84% dengan pencapaian sebesar 107,65% dari target yang ditetapkan sebesar Rp412,83 miliar.
Pertumbuhan laba positif tersebut ditopang dari meningkatnya kredit dan pembiayaan, dimana sampai dengan 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp14,47 triliun dengan pencapaian 101,47% dari target yang ditetapkan sebesar Rp14,26 triliun, dan tumbuh sebesar Rp1,14 triliun atau 8,57% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp13,32 triliun (yoy).
Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi mengatakan, selain meningkatkan penyaluran kredit, Bank Kalbar juga mencatatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp17,54 triliun sampai dengan akhir tahun 2022, dengan pencapaian 103,42% dari target yang telah ditetapkan yakni sebesar Rp16,96 triliun.
Dalam mendukung program pemerintah, Bank Kalbar turut serta menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp350,09 miliar per Desember 2022, tumbuh 24,02% (Rp67,81 miliar) dari tahun 2021 sebesar Rp282,28 miliar. Bank Kalbar juga menyalurkan Kredit Usaha Mikro Peduli (KUM Peduli) dengan suku bunga 5% (dibawah suku bunga KUR). Per 31 Desember 2022 KUM Peduli tercapai sebesar Rp2,8 miliar, tumbuh Rp1,66 miliar atau 139,52% dari 2021 sebesar Rp1,19 miliar.
Bank Kalbar juga mencatatkan kinerja Non Performing Loan (NPL) yang sangat baik yakni sebesar 1,75% dibandingkan tahun 2021 yang menyentuh angka 1,91%.
“Bank Kalbar berhasil menunjukkan hasil menggembirakan, posisi Aset per 31 Desember 2022 sebesar Rp23,68 triliun dengan pencapaian 109,44% dari target yang ditetapkan sebesar Rp21,64 triliun, dan tumbuh sebesar Rp446 miliar atau 1,92% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp23,23 triliun (yoy) Unaudited,” ujar Rokidi dikutip Senin, 2 Januari 2023.
Selain mengoptimalkan pendapatan melalui penyaluran kredit, Bank Kalbar juga melakukan Efisiensi Biaya, yakni meminimalkan atau mengoptimalkan pos-pos pengeluaran berdasarkan skala prioritas. Biaya-biaya yang akan dikeluarkan disusun berdasarkan skala prioritas, yang memang penting dan berdampak dalam mendukung kinerja bank.
“Strategi yang kami jalankan, berhasil memberikan dampak efektif dalam kinerja kami, dimana per 31 Desember 2022, Bank Kalbar mampu mencatatkan BOPO sebesar 68,16% dibanding tahun sebelumnya sebesar 70,40% (yoy),” terang Rokidi.
Hal ini menunjukkan, Bank Kalbar telah berhasil menekan biaya-biaya yang timbul sesuai dengan skala prioritas yang dibutuhkan perusahaan. Atas pencapaian kinerja tersebut, tentunya patut disyukuri, meskipun banyak dipengaruhi oleh keadaan ekonomi global yang tidak menentu, kondisi kinerja keuangan Bank Kalbar tetap mampu bertumbuh positif.
“Terimakasih saya ucapkan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi untuk pencapaian kinerja tersebut, terutama Gubernur Kalimantan Barat Bapak H. Sutarmidji S.H., M.Hum selaku Pemegang Saham Pengendali Bank Kalbar, seluruh pemegang saham Bank Kalbar dan seluruh DPRD baik Provinsi, Kabupaten dan Kota se Kalimantan Barat, nasabah, Stake Holder dan seluruh insan Bank Kalbar,” ucapnya. (*)