Bogor – Hujan yang turun seharian tak menyurutkan semangat Saeful Hermawan. Tangan pemuda 28 tahun itu dengan cekatan mengisikan oksigen dari tabung di pojok teras ke kantong-kantong berisikan bibit ikan hias. Setelah diisi oksigen, kantong kemudian diikat dan siap dikirim.
Sore itu, Saeful membantu anggota kelompok lain melakukan packing ikan hias, untuk dikirim ke plasma di kawasan Mega Mendung, Bogor. Di plasma, ikan-ikan itu dibesarkan hingga mencapai ukuran ideal untuk dipasarkan.
Sebelumnya, saat hujan sedikit reda, Saeful dan seorang temannya pergi mengendarai sepeda motor. Mereka mencari kutu air di sekitar Desa Cibadung, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Kutu air dimanfaatkan sebagai pakan berkualitas untuk ikan.
Budidaya ikan hias sudah menjadi keseharian Saeful. Ia mulai “main” ikan sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), atau tahun 2010. Berawal dari hobi, Saeful memantapkan diri menjadikan ikan hias sebagai sumber penghasilan.
Baca juga: BRI Cari Ide Baru Dorong Kapasitas Mesin Perekonomian RI
Dulu ia sempat mencoba bekerja di tempat orang lain, tapi sekarang ia fokus usaha ikan hias. Meski diakui penghasilan bulanannya menjadi tidak pasti. Bergantung pada hasil penjualan ikan hiasnya.
“Kalau usaha begini kan tergantung kita. Mau rajin atau tidak,” kata Saeful kepada infobank beberapa waktu lalu.
Saeful saat ini fokus di 2 jenis ikan, yakni cupang atau beta fish dan blue polar. Setiap bulan ia bisa menjual ribuan ekor 2 jenis ikan tersebut.
Ia pun tak perlu repot-repot memasarkan ikan hasil budidayanya. Biasanya ada pengepul atau tengkulak yang datang untuk membeli ikan ke rumahnya.
Manfaatkan Pinjaman Modal dari BRI
Saeful bisa dibilang memulai usaha dari hobi dan kecil-kecilan, dengan modal terbatas. Baru pada 2019 lalu, ia berkeinginan memperbesar skala usahanya. Saeful pun memberanikan diri mengajukan pinjamam ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Prumpung. Pertama, ia mengakses kredit usaha rakyat (KUR) super mikro.
Seiring berjalannya waktu, usahanya lumayan berkembang. Ketika membutuhkan modal lagi, ia mengajukan pinjaman ke BRI. Lalu diarahkan ke Kupedes Rakyat (Kupra). Saeful merasa sangat terbantu dengan adanya pinjaman dari BRI. Sekarang ia memiliki sekitar 25 kolam budidaya ikan hias.
“Saya terbantu banget adanya pinjaman. Bisa menambah kolam dan bikin gubukan lagi,” tegasnya.
Sementara Durachim, Associate Mantri BRI Unit Prumpung mengatakan, BRI menyalurkan berbagai skema kredit kepada pelaku UMKM, termasuk pembudidaya ikan hias seperti Saeful.
Baca juga: KUR BRI Beri Dampak Besar Tingkatkan Aspek Kehidupan Masyarakat
Dalam penyalurannya, BRI tentu harus menerapkan prinsipn kehati-hatian atau prudent. Segmen usaha ikan hias ini mempunyai potensi dan juga risiko. Potensi bisnisnya jelas ada. Permintaan selalu ada. Tapi risikonya, terkadang datang dari kondisi alam yang tidak bisa dikontrol. Misalnya saja saat terjadi musim kemarau panjang atau perubahan cuaca ekstrem, produksinya bisa merosot.
“Tergantung musim juga. Seperti kemarin saat musim panas, produksi turun. Angsuran ada yang tersendat juga. Tapi Alhamdulillah mereka-mereka ini ticket size-nya kecil-kecil di KUR. Jadi tetap bisa diupayakan,” jelas Durachim kepada Infobank di kantornya pada 14 Maret 2024 lalu.
Durachim juga menegaskan agar nasabah memanfaatkan fasilitas KUR sesuai kebutuhan usaha. Jangan sampai setelah pencairan malah digunakan untuk keperluan lain.
“Dari manajemen BRI kan maunya tepat sasaran, tepat guna. Kalau tepat sasaran, di kita para mantri ini juga ada kepuasan melihat usaha nasabah berkembang,” tegasnya. (*) Ari Astriawan