Jakarta — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) catat penurunan kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) 0,06 persen, dari 3,81 persen pada September 2016, menjadi 3,75 persen di September 2017.
Direktur Utama Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan porsi terbesar NPL tersebut berasal dari segmen komersial dan SME. “Penyumbang terbesar NPL ada di sektor komersial dan SME,” kata Kartika saat pemaparan kinerja Mandiri di Jakarta, Selasa, 24 Oktober 2017.
Kendati demikian, lanjut Kartika, pihaknya tetap optimis, hingga akhir tahun NPL Mandiri bisa ditekan ke arah 3,5 persen dan di 2018 ke 3 persen. Optimisme perseroan ditandai dengan semakin baiknya kondisi ekonomi ke depan, didukung oleh pemulihan beberapa sektor, terutama di sektor komoditas.
Baca juga: Laba Bank Mandiri Rp15,07 Triliun di Kuartal III-2017
“Tahun ini merupakan tahun terakhir proses konsolidasi perbankan. Kita harapkan di 2018 bisa jauh lebih baik,” jelas Kartika.
Sekadar informasi, kredit Bank Mandiri sampai dengan sembilan bulan tahun ini tercatat cukup positif. Dari sisi kenaikan, kredit Mandiri tumbuh 9,8 persen atau mencapai sebesar Rp686,15 triliun.
Pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor kredit mikro sebesar 22,1 persen, disusul konsumer 20,6 persen dan pertumbuhan kredit di sektor korporasi tumbuh hingga 11,7 persen. (*)
Editor: Paulus Yoga