Untuk pinjaman berdenominasi RMB akan digunakan untuk mendukung ekspansi kredit cabang Bank Mandiri di Shanghai. Ria martati.
Jakarta– PT Bank Mandiri, (Persero) Tbk sebagai salah satu penerima pinjaman lunak China Development Bank (CDB), akan menggunakan US$300 juta dari utangnya itu untuk ekspansi kredit di China. Seperti diketahui, Bank Mandiri mendapat jatah utang US$1 miliar, 70% diantaranya berdenominasi USD, sementara 30% berdenominasi Renminbi (RMB).
“Kita kan November Insya Allah dikasih ijin disana, kalau dikasih itu kita bisa kesana,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin pada di Jakarta, Selasa 29 September malam.
Budi mengungkapkan, pinjaman lunak dari CDB itu tergolong murah, meski mendapat bunga Shibor 6 bulan 3,3% atau setara 6,62% per tahun. Menurutnya tak banyak lembaga atau bank asing yang menawarkan bunga semurah itu, jika ada yang lebih murah pun kebanyakan meminta persyaratan tertentu atau dengan tenor yang lebih pendek.
Pinjaman dari CDB tersebut tadinya memang meminta syarat konten China dan syarat penggunaan tenaga kerja China dalam proyek yang dibiayai, namun dengan negosiasi dari tiga bank BUMN tersebut akhirnya syarat tersebut diganti dengan penggunaan RMB dalam 30% pinjaman yang akan digelontorkan.
“Kebetulan CDB meminta konten China, tapi kita bisa nego, sehingga kita gak kasih komitmen dalam bentuk barang dari China atau tenaha kerja China, kalau Renminbi kita bisa gampang swap saja,” tambahnya. Sementara untuk pinjaman berdenominasi USD akan digunakan untuk pembiayaan proyek infrastruktur senilai USD1,9 miliar seperti untuk sektor kelistrikan, pelabuhan dan bandara.