Jakarta – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU) kembali menorehkan kinerja operasional yang positif di sepanjang semester I-2024. Kenaikan laba operasi TUGU tersebut membuat marjin mengalami kenaikan signifikan.
Mengacu pada laporan keuangan konsolidasian non-audit per akhir Juni 2024, TUGU memperoleh premi bruto sebesar Rp5,2 triliun. Capaian tersebut tumbuh 39 persen dibanding semester I-2023 yang mencapai Rp3,7 triliun.
Pendapatan underwriting TUGU mencapai Rp1,8 triliun per akhir Juni 2024, naik 37 persen secara year-on-year (yoy) dari Rp1,3 triliun pada akhir Juni 2023.
Baca juga: Semester I 2024, Tugu Insurance Kantongi Laba Rp439 Miliar
Analis Phintraco Sekuritas Nurwachidah menjelaskan pendorong pertumbuhan premi dan pendapatan asuransi adalah TUGU konsisten menjaga captive market-nya dan di segmen asuransi dengan kontribusi premi di kebakaran, rekayasa, rangka kapal dan penerbangan dapat tumbuh signifikan.
“Segmen lain-lain dan ritel juga terus menunjukkan tren positif sejalan dengan upaya TUGU untuk melakukan transformasi guna meningkatkan aksesibilitas produknya untuk segmen ritel secara meluas,” kata Nur dikutip 31 Juli 2024.
Kemudian dari sisi klaim, TUGU mencatatkan total beban klaim neto sebesar Rp1,1 triliun pada semester I-2024 atau meningkat 17 persen yoy. Beban dari segmen asuransi ini naik lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan preminya.
“Secara keseluruhan segmen asuransi mengalami kenaikan. Pendapatan underwriting tumbuh 37 persen yoy sementara beban klaim neto haya naik 17 persen yoy. Hal ini menyebabkan hasil underwriting tumbuh 64 persen yoy,” ungkapnya.
Di sisi lain, Nur juga menjelaskan bahwa kebijakan pengelolaan investasi dan underwriting yang mengedepankan prinsip growth tetapi juga manajemen risiko terukur ditambah dengan efisiensi operasional menjadi katalis positif lain untuk kinerja.
Pendapatan investasi TUGU tumbuh 18,2 persen yoy menjadi Rp 250 miliar pada Juni 2024. Pendapatan dari usaha lainnya juga naik dobel digit dengan laju 10,7 persen yoy menjadi Rp 264 miliar.
Hal ini membuat pendapatan TUGU yang merupakan Emiten Anak BUMN Pertamina mencapai Rp2,2 triliun di semester I-2024 naik 25,9 persen yoy. Total beban usaha dan beban usaha lainnya juga naik 18,2 persen yoy menjadi Rp597 miliar di saat yang sama.
Dengan demikian, laba operasi TUGU mencapai Rp517 miliar pada semester I-2024. Laba operasi TUGU tumbuh 68 persen yoy dibanding semester I-2023 yang mencapai Rp308 miliar. Marjin laba operasi TUGU pun naik menjadi 24 persen pada semester I-2024 dari 18 persen di semester I-2023.
Baca juga: Lanjutkan Tren Penguatan, Harga Saham TUGU Naik 2,17 Persen ke Level Rp1.175
Meskipun laba operasi TUGU melonjak signifikan, tetapi laba bersih yang dapat diatribusikan untuk entitas induk turun 58 persen yoy menjadi Rp439 miliar.
Hal ini sebenarnya wajar karena TUGU tidak lagi mencatatkan pendapatan dari kemenangan atas kasus hukum dengan Citibank N. A Hong Kong sebagaimana Laporan Keterbukaan Informasi pada BEI di kuartal 1-2023.
“Secara historis jika tahun lalu one off gain juga dikeluarkan dari perhitungan core business, laba TUGU masih naik signifikan, ini menunjukkan adanya perbaikan fundamental yang konsisten. Dengan capaian tersebut, secara konsevatif, perolehan laba bersih tahun ini untuk mencapai angka Rp600 miliar adalah hal yang feasible,” pungkas Nur.