Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan pertumbuhan positif pada bisnis cicil dan gadai emas. Per Mei 2025, total cicil dan gadai emas BSI mencapai Rp16,43 triliun, melesat 92,52 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Jika dirinci, kinerja cicil emas menembus Rp8,89 triliun atau naik 175,13 persen yoy, gadai emas Rp7,54 triliun atau naik 42,18 persen yoy, sedangkan BSI Emas melalui BYOND by BSI mencapai Rp1,11 triliun tumbuh 21,55 persen.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan di tengah kondisi yang menantang, emas menjadi salah satu instrumen investasi keuangan safe haven bagi masyarakat. Saat ini, pihaknya memiliki berbagai pilihan mulai dari cicil emas, gadai emas dan pembelian Emas melalui BYOND by BSI.
Baca juga: BSI Lakukan Inovasi Baru, Masyarakat Bisa Beli Paket Umrah Travel Lewat Superapps BYOND
“Kami mendorong investasi emas bukan sekadar menabung logam mulia, melainkan bagian dari strategi pengelolaan keuangan sesuai syariah yang lebih luas,” ujar Anton dikutip dari keterangan resminya, 11 Juli 2025.
Lebih jauh dia menjelaskan, peningkatan bisnis emas BSI tersebut terjadi seiring masyarakat mulai membeli emas sebagai salah satu pilihan investasi yang mudah dan cepat untuk kebutuhan masa mendatang.
Dengan cicil emas, nasabah bisa memiliki emas untuk kebutuhan di masa mendatang dengan harga saat ini, sedangkan gadai emas bisa menjadi solusi untuk masyarakat saat membutuhkan dana tiba-tiba dengan mudah & cepat, taksiran emas tinggi & biaya lebih murah.
“BSI menyediakan solusi untuk investasi emas lewat BYOND by BSI yang bisa dilakukan secara tunai dan secara cicilan 1 sampai dengan 5 tahun. Benefitnya investasi emas di BYOND, emasnya disiapkan di BSI, disimpan dengan baik karena izinnya langsung dari OJK. Harganya juga menarik karena BSI beli dulu emasnya jadi harga bisa kompetitif,” tutur Anton.
Baca juga: Harga Emas Antam Naik Lagi! Segini per Gramnya
Potensi Bisnis Emas
Menurutnya, konsumsi emas per kapita Indonesia hanya 0,16 gram/kapita. Ini masih lebih rendah dibanding negara-negara lain di ASEAN seperti Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Sedangkan konsumsi emas di Tanah Air paling banyak masih di emas sebagai perhiasan.
“Menariknya dari tahun ke tahun ada pertambahan konsumsi emas batangan untuk investasi. Ini yang coba kami kembangkan melalui emas di BSI,“ kata Anton.
Untuk itu, kata Anton, perseroan akan terus menyasar potensial segmen emas. Salah satunya adalah nasabah pegawai berpenghasilan tetap khususnya yang menerima pembayaran gaji melalui rekening BSI.
“Ini sebagai salah satu cara BSI memberikan edukasi & literasi kepada nasabah dalam mengelola keuangan lebih produktif,” jelasnya.
Diketahui, harga logam mulia emas terus mengalami peningkatan signifikan sejak awal 2025. Di awal tahun, harga emas keluaran Logam Mulia Antam berada di level Rp1.524.000 per gram.
Sementara, di hari ini (1a/7) emas batangan Antam kini dibanderol di level 1.906.000 per gram, artinya ada kenaikan sekira 24,8 persen secara year to date (ytd). (*)










