Jakarta – PT PLN (Persero) mencetak rekor anyar dengan torehan laba bersih di semester I-2023 senilai Rp25,89 triliun. Angka tersebut melampaui torehan laba di periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year) pada Juni 2022 sebesar Rp17,34 triliun, naik 43,51%.
Berdasarkan laporan keuangan PLN, Rabu (2/8), kenaikan laba bersih tersebut disokong lonjakan pendapatan sebesar 10,8%, dari Rp211,66 triliun di semester I 2022, naik menjadi Rp234,51 triliun di semester I 2023.
Adapun rinciannya, segmen penjualan tenaga listrik menyumbang pendapatan terbesar senilai Rp159,97 triliun, naik 6,25% dari Rp150,55 triliun.
Segmen pendapatan kompensasi senilai Rp37,85 triliun, subsidi listrik pemerintah senilai Rp32,06 triliun, segmen lain-lain senilai Rp4,03 triliun.
Baca juga: Sukseskan FIBA World Cup 2023, PLN Siapkan Infrastruktur Listrik Tanpa Kedip
Penyambungan pelanggan sebesar Rp584,33 miliar, naik dari sebelumnya yang sebesar Rp382,46 miliar (yoy).
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, dibalik angka yang melonjak tersebut tidak terlepas dari kerja keras seluruh karyawan.
“Di balik angka itu, ada insan PLN yang berjuang all out dengan fokus bertransformasi dan menata di setiap lini,” katanya.
Pasalnya kata dia, di tengah segala tantangan yang kompleks, PLN melakukan cost efficiency sampai utilisasi aset. Di mana, melistriki industri-industri baru yang terus dilakukan oleh tim PLN dalam mengembangkan inovasi dan ekspansi layanan.
“Untuk itu, walaupun masih awal tahun dan sudah mencapai target, tim PLN terus gaspol, jalan terus,” bebernya.
Di sisi lain, semangat insan PLN terus berkobar lantaran ditemani kebersamaan rekan-rekan media yang selalu satu semangat dalam mengabarkan perjuangan PLN untuk Indonesia
Berdasarkan geografis, daerah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara turut menyumbang pendapatan terbesar senilai Rp204,31 triliun.
Baca juga: PLN Komitmen Kedepankan Tata Kelola Air Berkelanjutan
Disusul dengan Sumatera senilai Rp17,2 triliun, Kalimantan senilai Rp5,59 triliun, Sulawesi senilai Rp5,71 triliun, dan Maluku Papua senilai Rp1,69 triliun.
Kendati begitu, jumlah beban usaha PLN melesat 15,24 persen menjadi Rp 202,23 triliun. Bahan bakar dan pelumas serta pembelian tenaga listrik menyumbang beban usaha masing-masing senilai Rp 73,85 triliun dan Rp 73,22 triliun.
Laba periode berjalan tercatat senilai Rp25,91 triliun. Total aset yang dimiliki PLN naik tipis menjadi Rp1.646 triliun.
Jumlah liabilitas perusahaan mencapai Rp631,54 triliun, terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai Rp149,04 triliun dan jangka panjang senilai Rp482,49 triliun. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra