Setiap institusi harus meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi risiko krisis. Ria Martati
Jakarta–Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono mengungkapkan ada dua indikator penting yang wajib diwaspadai oleh para manajer krisis yaitu angka pemutusan hubungan kerja (PHK) dan krisis harga pangan.
“Untuk para manager krisis dua indikator ini krusial dan harus dimonitor dengan sungguh-sungguh,” kata Boediono dalam seminar “Managing Financial Turbulence” yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Selasa, 22 September 2015.
Boediono mengatakan berdasarkan pengalaman krisis-krisis terdahulu, krisis ekonomi dapat merambat ke krisis lainnya termasuk krisis sosial, hingga dapat menumbangkan rezim pemerintahan. Untuk dapat bertahan dari krisis ke depan menurutnya sangat penting bagi institusi meningkatkan kemampuannya.
“Resiliansi menghadapi krisis tergantung bagaimana institusi menyiapkan diri mereka sendiri,”tandasnya. (*)