Jakarta – Emiten baja nasional PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) terus mengembangkan program Environment, Social and Governance (ESG). Terbaru, GGRP melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Total Energies (TTE) Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap) dalam rangka pemasangan solar panel di area GGRP.
“Pemasangan solar panel akan dilakukan di seluruh area pabrik. Upaya ini merupakan bagian dari komitmen GGRP untuk turut mengurangi emisi karbon dioksida, sebagai bagian dari program ESG atau tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan secara berkelanjutan,” ujar Presiden Direktur GGRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng, 16 Juli 2022.
Menurut Argo, terdapat sejumlah keuntungan yang didapat GGRP dalam pemasangan solar panel tersebut. Di antaranya adalah emisi karbon dioksida tahunan berkurang sebagai bagian dari program ESG dan penghematan biaya karena keperluan daya yang disediakan oleh solar panel.
“Ini keuntungan berkelanjutan dan jangka panjang. Karena ke depan, upaya ini akan meningkatkan daya saing produk dan mendapatkan energi hijau,” lanjutnya.
Argo menambahkan, pelaksanaan proyek pemasangan solar akan dipantau ketat oleh tim Teknis Total Energies. Total Energies bertanggung jawab dalam desain dan pemilihan mitra EPC terpercaya untuk pelaksanaan konstruksi.
Total Energies akan menerapkan standar keselamatan dan kualitas tertinggi untuk semua tahapan proyek GGRP. Pemilihan peralatan dan instalasi akan mengikuti teknikal standard dari Total Energies. Dengan demikian, dipastikan bahwa sistem PV surya canggih akan bisa bekerja selama lebih dari 30 tahun.
“Bersama Total Energies, kita akan melakukan pelatihan keselamatan untuk tim proyek, yakni sebelum proyek dimulai dan selama proyek. Setelah konstruksi selesai, juga akan ada pelatihan yang difokuskan pada penerapan teknologi solar PV dan filosofi pengoperasian kepada tim proyek GGRP ” jelas Argo.
Dalam pengoperasian dan pemeliharaannya, PLTS dilengkapi sejumlah sensor untuk memantau radiasi, temperatur, kecepatan angin dan suhu sekitar. Selain itu, sistem juga akan bekerja dengan pemantauan jarak jauh dengan mengirimkan data analisis performa dengan menampilkan jejak karbon.
Menurut Argo, sistem ini juga mampu menghubungkan data produksi dengan SCADA/sistem pemantauan daya lain yang ada.
“Tim teknis TotalEnergies akan bekerja sama dengan perwakilan dari GGRP untuk membangun dan melatih kesiapan dalam keadaan darurat, dan untuk pemeliharaan standar reguler, tim layanan Total Energies akan mengelola kunjungan lapangan secara berkala untuk melakukan pemeliharaan,” ucap Argo.
Ia menambahkan, GGRP berkomitmen penuh dalam mewujudkan lingkungan yang bersih. Dalam hal ini, GGRP berharap dapat melakukan pengurangan emisi karbon sekitar 47,400 ton CO2 per tahun atau setara dengan pengurangan 10,200 kendaraan bermotor di jalan raya. Dan inisiatif ini, lanjutnya, juga sejalan dan mendukung ambisi pemerintah Indonesia untuk menciptakan bauran energi 23% dari energi terbarukan.
“Sehingga GGRP berharap, proyek ini bisa berjalan lancar dan didukung penuh semua pihak dan khalayak, termasuk Pemerintah,” pungkasnya. (*)