Poin Penting
- IHSG sempat melemah 0,37 persen ke 8.538,89 setelah dibuka di 8.570,25, dengan total transaksi awal Rp796,54 miliar dan 143 saham terkoreksi.
- Sentimen MSCI dan penguatan rupiah masih menopang pasar, terutama setelah IHSG mencetak ATH 8.570,25 pada perdagangan sebelumnya berkat rebalancing MSCI
- Kajian RPP Demutualisasi BEI dan rilis data ekonomi AS (PPI dan retail sales) menjadi fokus investor, di tengah prediksi IHSG berpotensi menuju level psikologis 8.600.
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini (25/11) dibuka pada level 8.570,25. Namun, pada pukul 9.01 WIB IHSG berbalik melemah 0,37 persen ke posisi 8.538,89.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan pasar saham hari ini, sebanyak 1,04 miliar saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 86 ribu kali, serta total nilai transaksi mencapai Rp796,54 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 143 saham terkoreksi, 268 saham menguat dan 224 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: IHSG Berpotensi Lanjut Menguat, Ini Sederet Katalis Penggeraknya
Manajemen Phintraco Sekuritas, sebelumnya telah memprediksi bahwa IHSG secara teknikal berpotensi untuk melanjutkan penguatannya ke posisi 8.600.
“IHSG berpeluang melanjutkan penguatan menuju level psikologis di 8.600,” ucap Manajemen Phintraco dalam risetnya di Jakarta, 25 November 2025.
Pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat di level 8.570,25 atau naik 1,85 persen. Ini merupakan level tertinggi baru dan ditopang oleh rebalancing MSCI November 2025 yang berlaku efektif pada 25 November 2025.
Saham BREN dan BRMS berhasil masuk dalam MSCI Global Standard Index dan membukukan penguatan tajam.
Di sisi lain, rupiah menguat terhadap Dolar AS, seiring penguatan mata uang Asia karena ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
Selain itu, Pemerintah bersama otoritas pasar modal tengah melakukan kajian mendalam untuk menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Demutualisasi Bursa Efek, yang merupakan mandat dari UU P2SK.
RPP Demutualisasi akan menjadi dasar perubahan besar struktur kelembagaan BEI, dari yang selama ini bursa dimiliki sepenuhnya oleh anggota bursa, akan menjadi perseroan yang kepemilikannya dapat dimiliki lebih luas, sehingga akan terjadi pemisahan antara status keanggotaan dan kepemilikan saham BEI.
Baca juga: Daftar Saham Penopang IHSG Sepekan: BMRI, BBRI, hingga DSSA
Sentimen Global
Adapun dari Amerika Serikat (AS), investor akan menantikan kelanjutan dirilisnya data ekonomi yang sempat tertunda akibat adanya government shutdown beberapa waktu lalu.
Indeks PPI September 2025 diperkirakan sebesar 0,5 persen dari deflasi 0,1 persen di Agustus 2025 (25/11).
Retail sales bulan September 2025 diperkirakan melambat menjadi 0,3 persen mom dari 0,6 persen mom di Agustus 2025. (*)
Editor: Galih Pratama









