Jakarta – Tugu Pratama Indonesia (Tugu Insurance/TUGU) mencatatkan perolehan laba usaha sebesar Rp267,74 miliar, atau naik 96,1 persen dibandingkan periode yang sama sebelumnya.
Perolehan laba usaha Tugu Insurance pada empat bulan pertama 2024 ini ditopang oleh naiknya pertumbuhan premi yang mendorong pendapatan underwriting sebesar Rp504,45 miliar, atau tumbuh 55,55 persen secara year on year (yoy). Tercatat, hasil underwriting mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 58,45 persen secara yoy menjadi Rp302,91 miliar.
Sampai dengan April 2024, perolehan premi bruto Tugu Insurance tercatat mencapai Rp1,09 triliun. Sepanjang periode tersebut, beban klaim yang dibayarkan mencapai Rp171,41 miliar, naik 28,76 persen secara yoy.
Baca juga: Direksi Tugu Insurance Beli Saham TUGU, Segini Nilai Transaksinya
Raditya Krisna Pradana analis Kanaka Hita Solvera mengatakan, bisnis asuransi umum masih tumbuh pesat tercermin dari pendapatan premi yang berhasil diperoleh sementara dari sisi biaya klaim juga relatif terjaga menunjukkan kemampuan TUGU yang solid dalam menghitung dan mengelola risiko. Tugu Insurance juga mampu menekan rasio beban terhadap pendapatan premi neto dari 78,50 persen pada April 2023 menjadi 58,28 persen pada April 2024 yang ikut mendorong peningkatan laba usaha.
Naiknya laba usaha anak usaha PT Pertamina (Persero) ini juga dikontribusikan dari naiknya hasil investasi sebesar 33,52 persen secara yoy, dari Rp85,35 miliar pada April 2023 menjadi Rp113,97 miliar pada April 2024.
Radit mengungkapkan, hal ini menunjukkan bahwa TUGU mampu memanfaatkan arus kas yang ada dengan mengoptimalkan return melalui alokasi aset yang sesuai.
“Pendapatan investasi TUGU bisa naik tinggi meski kondisi pasar keuangan di sepanjang tahun ini dibayangi tekanan dari arus modal asing yang keluar dari pasar Indonesia dan depresiasi nilai tukar rupiah” kata Radit.
Berdasarkan laporan keuangan per April 2023, alokasi investasi Tugu Insurance terbesar ditempatkan pada instrumen surat berharga yang diterbitkan oleh negara RI dengan alokasi mencapai 40,5 persen. Alokasi investasi tugu lainnya ada pada penyertaan langsung sebesar 25,37 persen, dan deposito berjangka 16,72 persen. Sisanya ditempatkan pada obligasi korporasi, reksadana, saham, dan Medium Term Notes.
Baca juga: Meski Saham Terkoreksi saat Ex-Date, Analis Pertahankan Outlook Positif TUGU
Radit menyatakan optimis kinerja keuangan yang solid ini dapat berlanjut di sepanjang 2024. Terkait pelemahan nilai tukar, Radit menilai TUGU berada pada posisi yang solid karena sudah melakukan hedging dengan menerapkan strategi minimizing mismatch antara aset dan liabilitas dalam valuta asing.
Per 30 April 2024, rasio pemenuhan solvabilitas atau yang sering dikenal dengan Risk Based Capital (RBC) TUGU (induk) berada di level 546,6 persen lebih tinggi dari akhir Desember 2023 di 530,4 persen dan jauh diatas ketentuan minimal OJK di 120 persen. Sementara asetnya pada periode tersebut mengalami kenaikan sebesar 3,8 persen secara year to date (ytd) menjadi Rp16,62 triliun. (*)