Laba Kian Tertekan, Alarm Kinerja bagi Bank BUMN

Laba Kian Tertekan, Alarm Kinerja bagi Bank BUMN

Jakarta – Himpunan bank milik negara (Himbara) menunjukan kinerja yang kian tertekan hingga Mei 2025. Perolehan laba yang cenderung berfluktuasi ini menjadi alarm bagi bank-bank pelat merah dalam menjalankan bisnsinya.

Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai fluktuasi kinerja himbara di tahun ini mencerminkan kondisi ekonomi terkini, di mana daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih.

Dari sisi perbankan, faktor yang memengaruhi kinerja himbara tersebut disebabkan oleh peningkatan cadangan kredit akibat melonjaknya risiko kredit dan likuiditas yang ketat.

“Peningkatan pencadangan kredit akibat peningkatan risiko kredit dan faktor likuiditas bank membuat kinerja bank cenderung melambat bahkan terkontraksi. Bila perekonomian mulai membaik khususnya daya beli maka kinerja bank akan kembali pulih,” ungkap Trioksa saat dihubungi Infobanknews, Rabu, 23 Juli 2025.

Kinerja Bank Mandiri

Bila dirinci, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan secara bank only sebesar Rp19,65 triliun hingga Mei 2025. Perolehan ini tumbuh tipis sebesar 0,13 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Berdasarkan laporan keuangan Bank Mandiri, kinerja keuangan bank berlogo pita emas tersebut masih stabil. Terlihat dari kredit yang diberikan Bank Mandiri sebesar Rp1.309,68 triliun, meningkat 13,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp1.152,53 triliun.

Baca juga: BNI Catat Laba Rp8,57 Triliun per Mei 2025, Kredit Naik 6,57 Persen

Alhasil, Bank Mandiri mengantongi pendapatan bunga bersih sebesar Rp31,69 triliun atau tumbuh 4,21 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp30,41 triliun.

Dari sisi funding, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri hingga Mei 2025 tumbuh 8,54 persen menjadi Rp1.406,8 triliun.

Kinerja BRI

Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengalami tekanan. Tercatat laba bersih BRI tahun berjalan secara bank only hingga Mei 2025 sebesar Rp18,64 triliun. Angka ini terkontraksi 14,87 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Penurunan laba BRI sudah terjadi sejak awal tahun. Pada Januari 2025, raihan laba BRI menurun 58,33 persen dari Rp4,82 triliun pada Januari 2024 menjadi Rp2 triliun pada Januari 2025. 

Kemudian, pada kuartal I 2025, BRI kembali mengalami kontraksi sebesar 24,8 persen secara bank only, menjadi Rp11,09 triliun dari tahun sebelumnya pada periode yang sama sebesar Rp15,03 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan BRI, kinerja keuangan bank yang dekat dengan ‘wong cilik’ ini mulai menunjukkan perbaikan. Perolehan laba hingga Mei 2025 ini ditopang oleh penyaluran kredit yang mencapai Rp1.262,71 triliun, naik 5,01 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kredit tersebut mengalir ke kantong BBRI sebagai pendapatan bunga sebesar Rp66,81 triliun, atau menurun 0,84 persen yoy, dibandingkan Mei 2024 yang senilai Rp67,37 triliun. Sementara itu, beban bunga menurun sebesar 0,93 persen yoy menjadi Rp21,32 triliun

Dengan demikian, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tetap stabil di angka Rp45,48 triliun, meski menurun tipis 0,79 persen yoy dari Mei 2024 yang senilai Rp45,84 triliun.

Dari sisi penghimpunan DPK, BRI berhasil mengumpulkan Rp1.423,87 triliun dalam lima bulan pertama 2025. Komposisinya terdiri atas giro sebesar Rp387,21 triliun, tabungan Rp538,56 triliun, dan deposito Rp498,09 triliun. Total DPK tersebut naik 1,70 persen yoy.

Kinerja BNI

Kemudian, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) mencatat laba bersih tahun berjalan secara bank only hingga Mei 2025 sebesar Rp8,57 triliun, terkoreksi 1,34 persen secara tahunan.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, kinerja keuangan BNI dinilai masih stabil. Total kredit yang disalurkan per Mei 2025 tercatat mencapai Rp755,44 triliun, tumbuh 6,57 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp708,89 triliun.

Adapun pertumbuhan kredit turut mendorong pendapatan bunga BNI menjadi Rp26,97 triliun, meningkat 3,38 persen yoy dibandingkan Mei 2024 yang tercatat Rp26,09 triliun. Namun, beban bunga juga naik 3,97 persen menjadi Rp11,23 triliun, dari sebelumnya Rp10,80 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Dengan demikian BBNI mengantongi pendapatan bunga bersih sebesar Rp15,73 triliun, atau meningkat 2,96 persen dibandingkan Mei 2024 yang sebesar Rp15,28 triliun.

Kemudian dari sisi penghimpunan DPK, BBNI berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp799,02 triliun, hingga Mei 2025, dengan komposisi giro Rp319,64 triliun, tabungan Rp253,41 triliun, dan deposito Rp225,95 triliun.

Angka DPK tersebut meningkat tipis sebesar Rp1,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp788,45 triliun.

Baca juga: Laba BRI Turun 14,87 Persen Jadi Rp18,64 Triliun di Mei 2025

Kinerja BTN

Kemudian, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp1,20 triliun per Mei 2025 atau meningkat 3,31 persen yoy.

Kinerja ini dipengaruhi oleh pendapatan bunga bersih yang naik 22,86 persen yoy. Meski pendapatan bunga bersih meningkat, beban operasional lainnya membengkak 31,74 persen menjadi Rp4,68 triliun. 

Namun, terdapat beberapa pos beban yang mengalami kenaikan di antaranya kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) yang meningkat101,17 persen yoy menjadi Rp1,8 triliun dan beban lainnya. 

Adapun bank spesialis perumahan ini membukukan kredit dan pembiayaan senilai Rp366,52 triliun, meningkat 5,20 persen yoy dari Rp348,40 triliun. Sementara, himpunan DPK tumbuh 10,25 persen yoy menjadi Rp397,78 triliun. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Netizen +62