Jakarta – PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) membukukan perolehan laba bersih konsolidasi (unaudited) Rp2,1 triliun pada semester pertama tahun 2021. Jumlah ini naik 22,2 persen, year-on-year (yoy).
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan mengatakan, meningkatnya laba bersih didorong oleh peningkatan pendapatan operasional sebesar 8,7 persen (yoy), sementara beban operasional secara umum flat.
“Sehingga cost to income ratio turun menjadi 45,1 persen. Adapun biaya pencadangan naik 5,1 persen,” ungkap Tigor dalam keterangan resmi, Jumat, 30 Juli 2021.
Seiring dengan menggembungnya laba bersih, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan return on equity (ROE) menjadi 11,2 persen. Di samping itu, capital adequecy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) CIMB Niaga tercatat baik masing-masing sebesar 22,1 persen dan 78,4 persen per 30 Juni 2021.
Dari sisi fungsi intermediasi, bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia dari sisi aset ini menyalurkan kredit Rp173,4 triliun. Kredit utamanya dikontribusi oleh bisnis consumer banking yang tumbuh 5,0 persen (yoy) kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh 7,3 persen (yoy), sementara kredit pemillikan mobil (KPM) meningkat 12,6 persen (yoy).
Di satu sisi, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp218,1 triliun dengan rasio CASA sebesar 62,4 persen. Adapun giro dan tabungan mengalami pertumbuhan masing-masing 8,2 persen (yoy) dan 10,5 persen (yoy). Dari sisi aset, CIMB Niaga mengantongi total aset sebesar Rp288,9 triliun.
Tigor juga mengungkapkan, CIMB Niaga terus berinovasi dan meningkatkan kapabilitas OCTO Mobile. Melui super app tersebut, nasabah bisa melakukan beragam aktivitas perbankan, seperti untuk tabungan, transaksi, investasi, dan pinjaman dengan nyaman dari rumah masing-masing. Selain itu, belum lama ini CIMB Niaga meluncurkan dua program pembiayaan berkelanjutan yaitu Sustainability Linked-Loan/Financing dan Sustainable Financing.
“Inisiatif pembiayaan baru tersebut menempatkan CIMB Niaga sebagai yang terdepan sekaligus menjadi salah satu pelopor di industri perbankan Indonesia dalam menyediakan berbagai produk yang berkelanjutan secara sosial dan ekologis, guna memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan,” ujar Tigor.
Di segmen perbankan Syariah, unit usaha syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan mencapai Rp33,1 triliun dan DPK sebesar Rp37,1 triliun per 30 Juni 2021. (*) Dicky F. Maulana.