Laba BCA Digital Melonjak 134,49 Persen di 2024, DPK dan Kredit Tumbuh Mengesankan

Laba BCA Digital Melonjak 134,49 Persen di 2024, DPK dan Kredit Tumbuh Mengesankan

Jakarta – Rapor PT Bank Digital BCA (BCA Digital) sangat biru di 2024. Laba bersih bank yang dipimpin Lanny Budiati sebagai direktur utama ini melonjak 134,49 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dari Rp46,04 miliar pada 2023 menjadi Rp107,97 miliar pada 2024.

Mengutip laporan keuangan publikasi BCA Digital pada Rabu, 5 Februari 2025, selain laba yang tumbuh impresif, anak usaha Bank Central Asia (BCA) ini juga menunjukkan peningkatan signifikan pada dana pihak ketiga (DPK) dan kredit.

Tercatat, DPK tumbuh 30,69 persen dari Rp8,97 triliun menjadi Rp11,73 triliun. Pertumbuhan terbesar terjadi pada tabungan yang naik 68,07 persen menjadi Rp5,54 triliun, serta giro yang melonjak luar biasa hingga 8.730,19 persen menjadi Rp4,68 miliar.

Hal ini turut mendorong kenaikan rasio dana murah terhadap DPK menjadi 47,29 persen, dari sebelumnya 36,74 persen pada 2023.

Baca juga: Nasabah Remaja Sumbang DPK Rp2,9 M di 2024, BCA Digital Cetak Rekor 

Kredit yang disalurkan bank yang membesut aplikasi perbankan digital Blu ini naik 40,47 persen, dari Rp4,64 triliun pada 2023 menjadi Rp6,52 triliun pada 2024.

Pertumbuhan kredit yang tinggi diimbangi dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang terkendali di angka 1,23 persen untuk NPL gross dan 0,26 persen untuk NPL net, jauh di bawah batas aman yang ditetapkan regulator sebesar 5 persen.

Kinerja keuangan BCA Digital juga semakin solid dengan meningkatnya net interest margin (NIM) dari 5,36 persen menjadi 6,66 persen. Kenaikan ini mencerminkan efektivitas bank dalam mengelola aset produktifnya dan meningkatkan efisiensi dalam menghasilkan pendapatan dari kredit yang disalurkan. Sementara, pendapatan bunga bersih terbang 61,81 persen, dari Rp608,70 miliar menjadi Rp984,965miliar.

Lebih jauh, efisiensi operasional BCA Digital semakin baik, tercermin dari penurunan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari 97,66 persen menjadi 90,97 persen. Kian rendahnya BOPO menunjukkan bahwa BCA Digital makin efisien dalam menjalankan aktivitas operasionalnya, yang turut berkontribusi pada peningkatan laba.

Baca juga: BCA Mau RUPST Maret 2025, Siap-siap Tebar Dividen Jumbo?

Dari sisi permodalan, BCA Digital tetap berada dalam posisi yang kuat dengan modal inti mencapai Rp4,05 triliun, tumbuh 2,38 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Rasio kecukupan modal (CAR) terjaga di angka 48,73 persen, meskipun mengalami penurunan dari 71,48 persen akibat ekspansi kredit yang agresif.

Sementara itu, return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing meningkat menjadi 0,94 persen dan 2,69 persen, mencerminkan profitabilitas yang semakin membaik. (*) Ari Nugroho

Related Posts

Top News

News Update