Jakarta – PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk (NAIK) mencatatkan kinerja solid di kuartal I 2025. NAIK berhasil mengantongi laba bersih Rp9,3 miliar, melesat 238 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,7 miliar.
Direktur Utama NAIK, Johannes menjelaskan, peningkatan laba bersih Adiwarna Anugerah Abadi tersebut ditopang oleh penjualan yang meroket 126 persen menjadi Rp58,90 miliar di kuartal I 2025, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp26,08 miliar.
“Selain itu, marjin laba bersih juga meningkat dari 11 persen di 2024 menjadi 16 persen pada 2025 atau mengalami peningkatan sebesar 50 persen,” jelas Johannes dikutip 7 Mei 2025.
Baca juga: WIKA Beton Raup Pendapatan Rp871,59 Miliar di Q1 2025, Ini Pendorongnya
Pertumbuhan tersebut antara lain disebabkan oleh efisiensi biaya keuangan akibat pelunasan sebagian utang bank pada 2025 dan adanya pendapatan lain dari bunga deposito, serta keuntungan penjualan aset tetap.
Di sisi lain, pada awal 2025, perseroan mampu menurunkan total kewajiban dari Rp60,4 miliar di akhir 2024 menjadi hanya Rp35,0 miliar di kuartal I 2025 atau turun hampir 50 persen.
Tingkatkan Volume Proyek
Johannes, mengatakan, perseroan berkomitmen untuk meningkatkan volume proyek, diversifikasi ke pasar baru dan secara konsisten menurunkan tingkat utang dan berdampak pada hasil kinerja keuangan yang luar biasa.
“Berjalan ke depan, kami akan terus fokus pada pertumbuhan berkelanjutan dan keunggulan operasional untuk menjaga momentum ini dan memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholders kami,” ucap Johannes.
Baca juga: RMKE Bukukan Laba Bersih Rp51,5 Miliar Meski Pendapatan Turun Drastis
Adapun, pada kuartal I 2025, NAIK hanya memiliki rasio Debt-to-Equity (DER) kurang dari 0,19x. Angka yang sangat rendah ini selain menurunkan risiko usaha, juga membuat perseroan memiliki ruang gerak dan fleksibilitas yang sangat besar jika ingin melakukan ekspansi besar yang membutuhkan pendanaan bersifat utang.
Kesuksesan NAIK di kuartal I 2025 dapat dikreditkan pada fokus strategisnya untuk meningkatkan volume proyek dan diversifikasi ke pasar baru. Perusahaan telah mengelola operasinya dengan efektivitas, menghasilkan efisiensi dan profitabilitas yang lebih tinggi. (*)
Editor: Galih Pratama