Melalui skema PINA ini, pemerintah dapat juga mengoptimalkan sumber pembiayaan dari Timur Tengah melalui Arab Saudi. Selain China, Jepang, sumber pembiayaan Timur Tengah dapat menjadi alternatif utama. Sebab potensi dana dari Timur Tengah sangat besar.
Apalagi, selama ini dana-dana investasi dari Timur Tengah masih sangat mahal. Sebab dana tersebut terlebih dahulu “tersangkut” di Malaysia dan Singapura.
Baca juga: Zakat dan Wakaf Perdalam Pasar Keuangan Syariah
“Sebab dua negara ini lebih gesit dari kita. Dia bilang investasi dia. Padahal dananya dari Timur Tengah. Makanya kita tidak boleh kalah gesit dari Malaysia dan Singapura. Kita optimalkan kedatangan Raja Saudi Arabia,” tukas Bahlil.
Bahlil mengungkapkan, salah satu penyebab Timur Tengah belum melirik Indonesia sebab kepercayaan dan rasa nyaman investor negara-negara Arab belum tercipta. Hal itu terlihat dari masih sedikit perbankan Timur Tengah membuka cabangnya di Indonesia. (Bersambung ke halaman berikutnya)