Jakarta – Maybank Indonesia mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 4,8% pada kuartal pertama 2016. Kreditnya meningkat dari Rp107,6 triliun pada Maret 2015 menjadi Rp112,9 triliun pada Maret 2016.
Perbankan Bisnis dan Perbankan Ritel terus membukukan pertumbuhan kredit yang kuat. Sementara di Perbankan Global, Maybank Indonesia mulai membangun momentum pertumbuhan kembali setelah melakukan re-profiling dan re-aligning portofolio korporasi Bank. Kredit Perbankan Global sendiri mengalami penurunan sebesar 9,8% secara tahunan dari Rp23,9 triliun menjadi Rp21,6 triliun. Meskipun demikian, secara kuartalan, kredit Perbankan Global tumbuh 0,5% dibanding kuartal sebelumnya.
Kredit Perbankan Bisnis mencatat kenaikan 11,3% dari Rp41,6 triliun menjadi Rp46,3 triliun. Sementara kredit Perbankan Ritel meningkat sebesar 6,8% dari Rp42,1 triliun menjadi Rp45,0 triliun. Kredit Perbankan Bisnis menyumbang 41% dari total kredit Bank, sementara kredit Perbankan Ritel dan Perbankan Global masing-masing memberikan kontribusi sebesar 40% dan 19%.
“Perbankan Bisnis dan Perbankan Ritel terus menunjukkan kinerja yang baik dan tetap menjadi sumber pendapatan utama” jelas Taswin Zakaria, President Direktur Maybank Indonesia.
Taswin menamabahkan, untuk mempercepat pertumbuhan dan memenangkan persaingan, Maybank Indonesia telah mengambil keputusan strategis untuk menggabungkan Perbankan Bisnis dan Perbankan Ritel menjadi satu direktorat yang terintegrasi dan disebut Community Financial Services (CFS).
“Kami berharap struktur baru ini lebih lanjut akan meningkatkan pertumbuhan dan pangsa pasar kami dengan memberikan solusi keuangan yang lengkap kepada nasabah kami” imbuh Taswin.
Meningkatnya kredit mampu diimbangi dengan NPL yang terjaga. NPL konsolidasi pada Maret 2016 terjaga di level 3,7% (gross) dan 2,5% (net). Kendati, angakanya mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu, dimana, NPL gross mencapai 2,8% dan NPL net mencapai 1,9%.
Maybank Indonesia mengaku tetap berhati-hati dengan kualitas kredit sehubungan beberapa bisnis, yang masih terkena dampak perlambatan ekonomi saat ini. Maybank Indonesia juga terus menurunkan eksposur dari beberapa portofolio koporasi yang telah menyebabkan meningkatnya tingkat Non-Performing Loan (NPL) dan secara aktif melakukan restrukturisasi portofolio tersebut. Maybank Indonesia mengharapkan dapat melihat perbaikan dalam bebeapa bulan ke depan.
Pada periode tersebut, total simpanan nasabah Maybank Indonesia tumbuh 9,3% dari Rp105,0 triliun menjadi Rp114,8 triliun. LDR berada terkelola dengan sehat di level 87,6%. Sementara modified consolidated LDR (modified LDR-konsolidasian) pada 80,6%. Maybank terus memperbarui sistem cash management, solusi finansial rantai pasok yang kuat, dan fasilitas mobile banking (berbasis internet) Maybank M2U yang juga memberikan kontribusi yang besar peningkatan likuditas.(*)