Jakarta – PT Kriling Berjangka Indonesia (KBI) menekankan pentingnya peran setiap pemangku kepentingan dalam meningkatkan perdagangan berjangka komoditas. Direktur Utama KBI, Fajar Wibhiyadi mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan investasi di sektor perdagangan berjangka komoditi.
Untuk itu, kata dia, sinergi antara pemerintah sebagai regulator, Bursa Berjangka, Perusahaan Pialang, dan para investor diperlukan demi meningkatkan volume transaksi. Menurutnya, sinergi antar stakeholder akan meningkatkan kepercayaan investor. Faktor ini menjadi kunci dalam industri perdagangan berjangka komoditas. Dengan tingkat kepercayaan yang tinggi dari investor, ia optimis perdagangan berjangka komoditas masih dapat bertumbuh lebih baik lagi.
“Kami optimis bahwa sektor perdagangan komoditas berjangka ini memiliki potensi untuk berkembang. Sejalan dengan proyeksi yang dilakukan oleh Bursa Berjangka Jakarta yang menyebutkan proyeksi tahun 2020 terjadi peningkatan sebesar 15%, hal itu cukup realisistis,” ujarnya di Jakarta, 23 Desember 2019.
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, ke depan, KBI menargetkan penerapan ISO 27001 tentang standar sistem manajemen untuk keamanan informasi pada 2020. Penerapan ISO ini merupakan upaya untuk memberikan rasa aman kepada para pemangku kepentingan, khususnya yang terkait dengan kegiatan kliring penjaminan dan penyelesaian transaksi di KBI.
“Dengan penerapan ISO 27001, KBI akan meminimalisir kemungkinan bocornya informasi terkait kliring penjaminan dan penyelesaian transaksi ke pihak yang tidak berkepentingan,” ucapnya. (*) Evan Yulian Philaret