Jakarta – Kinerja Bank DKI terus melanjutkan tren positif. Sampai dengan kuartal I-2023 Bank DKI telah mencatatkan laba bersih sebesar Rp233,2 miliar, atau meningkat 17,7% bila dibandingkan dengan pencapaian laba bersih ditahun sebelumnya diperiode yang sama yakni sebesar Rp198 miliar.
Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto mengatakan, kenaikan laba tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bunga yang berasal dari ekspansi kredit dan pembiayaan serta memaksimalkan aset produktif Bank dalam berbagai instrumen keuangan seperti surat berharga maupun penempatan pada Bank Indonesia atau Bank lain.
Adapun di sepanjang kuartal I-2023 Bank DKI mampu membukukan pendapatan bunga Rp1,31 triliun atau meningkat 17,17% bila dibandingkan dengan kuartal I-2022 yang sebesar Rp1,12 triliun. Selain itu fee based income juga meningkat 28,12% menjadi Rp149,15 miliar di Maret 2023 dari Rp116,42 miliar pada periode yang sama di tahun lalu.
Sampai dengan kuartal I-2023, kredit Bank DKI meningkat 24,68% menjadi Rp48,37 triliun, dari Rp38,80 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Sehingga mendorong peningkatan aset 12,38% menjadi Rp79,93 triliun pada Maret 2023, dari Rp71,13 triliun pada Maret 2022.
Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy mengungkapkan, peningkatan kinerja Bank DKI yang terus tumbuh positif selaras dengan strategi bisnis pada segmen yang stabil dan potensial, termasuk fokus transformasi kearah digitalisasi secara konsisten.
”Melihat perkembangan kinerja yang positif pada kuartal I 2023, Bank DKI optimis dapat mencapai target akhir tahun, seiring tren pemulihan ekonomi nasional yang positif dengan target pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2023 diatas 5%,” ungkap Fidri dalam keterangannya dikutip 27 April 2023.
Penyaluran kredit Bank DKI secara tahunan (yoy) dibanding kuartal I-2022 meningkat di seluruh segmen. Mulai dari kredit ritel tumbuh sebesar 79,38% menjadi Rp1,06 triliun pada kuartal I-2023 dari Rp595,08 miliar di kuartal I-2022. Kredit mikro tumbuh sebesar 54,35% menjadi Rp2,69 triliun pada Maret 2023 dari Rp1,74 triliun di Maret 2022. Kredit konsumer tumbuh 14,16% menjadi Rp20,54 triliun pada Maret 2023 dari Rp17,99 triliun di Maret 2022.
Kredit dengan skala lebih besar juga tumbuh positif, seperti kredit menengah tumbuh sebesar 47,14% menjadi Rp1,44 triliun pada kuartal I-2023 dari Rp981,40 miliar di kuartal I-2022. Sedangkan kredit komersial tumbuh sebesar 16,51% menjadi Rp16,23 triliun pada kuartal I-2023 dari Rp13,93 triliun di kuartal I-2022. Kredit sindikasi tumbuh sebesar 80,07%, menjadi Rp6,39 triliun pada Maret 2023 dari Rp3,55 triliun di Maret 2022.
Lebih lanjut Fidri menjelaskan dalam ekspansi kredit yang dilakukan, Bank DKI senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian, tercermin dari rasio non performing loan (NPL) sebesar 1,88% pada Maret 2023 dari sebelumnya 3,05% di Maret 2022. Selain itu Bank DKI juga membentuk pencadangan secara konservatif dengan menjaga coverage ratio sebesar 225,95%, sebagai langkah mitigasi kolektibilitas debitur.
Kinerja dana pihak ketiga (DPK) pun tumbuh 16,27% menjadi Rp67,13 triliun pada Maret 2023 dari Rp57,74 triliun di Maret 2022. Loan to deposit ratio (LDR) naik signifikan menjadi 72,06% pada Maret 2023 dari 66,29% pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Sedangkan untuk rasio lainnya tetap tumbuh positif dan terjaga dengan baik dibanding kuartal I-2022. ROE terjaga di 9,73% naik dari 8,52%, ROA menjadi 1,53% naik dari 1,48%, dan BOPO terjaga di 78,24% yang sama dengan periode tahun sebelumnya.
Kinerja Unit Usaha Syariah Bank DKI juga menunjukkan pertumbuhan yang memadai sampai dengan Maret 2023. Penyaluran pembiayaan syariah tumbuh 12,56% menjadi sebesar Rp7,15 triliun pada Maret 2023, dari Rp6,35 triliun pada Maret 2022. Sedangkan penghimpunan DPK Syariah tumbuh 25,31% menjadi sebesar Rp8,10 triliun pada Maret 2023, dari Rp6,47 triliun di Maret 2022. (*)