Jakarta – Direktur Utama Bank PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Sunarso mengatakan, terdapat dana sekitar Rp1.200 triliun yang mengendap di industri perbankan akibat lesunya permintaan kredit.
Hal tersebut tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) perbankan pada Oktober ini yang cukup longgar di level 82,79%, namun pertumbuhan kredit hanya 0,12% (YoY) pada September 2020. Sunarso mengatakan, idelanya LDR perbankan ialah 92% dengan demikian masih ada selisih kelonggaran 10% untuk menjadi ideal.
“Artinya perlu disadari kalau LDR nasional 82% menuju ke idealnya ke 92%, itu sebenarnya ada sekitar Rp1.200 triliun duit yang tidak tersalurkan dalam bentuk kredit itu sebenernya harus dicatat,” kata Sunarso melalui diskusi virtual di Jakarta, Rabu 25 November 2020.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan kredit masih lesu diantaranya penyaluran stimulus Pemerintah yang belum maksimal sampai ke masyarakat. Padahal perbankan sudah sangat fokus untuk menyalurkan kredit.
Oleh karena itu, jelas dia, diperlukan adanya sinergi antar sektor guna menumbuhkan demand kredit. Terlebih BRI telah fokus memulihkan bisnis UMKM sebagai dampak dari pandemi covid-19.
“Memang kita fokus betul betul agar stimulus ini sampai ke masyarakat dan dari stimulus ini yang akan meningkatkan daya beli demand baru kita bisa bisnis,” tukas Sunarso. (*)
Editor: Rezkiana Np