Jakarta– Di tengah kelesuan ekonomi, PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) mencatat pertumbuhan tinggi pada segmen korporasi kuartal ketiga ini. BCA mencatat pertumbuhan kredit korporasi 12% secara year on year (yoy) menjadi Rp126,1 triliun. Pertumbuhan segmen korporasi itu naik hampir dua kali lipat dibanding kuartal dua 2015 yang tercatat tumbuh 6,4% karena pada kuartal sebelumnya atau mencapai Rp113,2 triliun.
Direktur Korporasi BCA, Dhalia M Ariotedjo mengatakan pertumbuhan itu disokong oleh pertumbuhan di sektor pariwisata, properti dan telekomunikasi. Pertumbuhan di sektor properti menurut Dhalia juga mendorong pertumbuhan sektor bahan bangunan seperti semen, besi.
“Kebutuhan konstruksi meningkat, makanya growth paling besar di sektor bahan bangunan, perhotelan juga yang dulu ditunda sudah mulai jalan lagi, bahan kimia dan plastik, yang paling besar telko, karena mereka ada investasi capex yang harus dijalankan tahun ini dan tahun depan, jadi funding untuk mereka sangat penting. Dan ini sampai tahun depan kelihatannya akan berlanjut,” kata Dhalia dalam paparan kinerja BCA di Jakarta, Rabu 28 Oktober 2015.
Di sisi lain, kredit untuk sektor transportasi dan logistik khususnya perkapalan, sementara sektor perdagangan retail, seperti minimarket dan sub sektor industri rokok justru tercatat anjlok dibanding tahun lalu.
“Yang agak mengagetkan adalah industri rokok dan tembakau turun 34% di situasi krisis kayaknya orang gak ngerokok lagi, selain itu pembiayaan konsumen untuk alfamart, indomaret kebutuhannya turun. Jadi kalau sektor konsumer kelihatannya lebih banyak penarikan kreditnya turun,” tambahnya. Ia meyakini ke depan permintaan untuk kredit investasi dan kredit modal kerja akan makin meningkat.(*) Ria Martati