Jakarta – Silicon Valley Bank (SVB) yang baru saja dinyatakan bangkrut dan telah diambil alih US Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) pada Jumat lalu ini, ternyata memiliki klausul eksklusivitas dengan beberapa nasabahnya, yang membatasi kemampuan nasabahnya untuk memanfaatkan layanan perbankan dari institusi lain, seperti yang ditunjukkan di pengajuan SEC, dikutip dari CNBC, Senin, 13 Maret 2023.
Kontrak yang membatasi kemampuan nasabah dalam mendiversifikasi penyimpanan dana mereka di tempat lain ini, bervariasi dalam bahasa dan ruang lingkupnya. Seperti dikutip dari CNBC, enam perjanjian yang ditandatangani perusahaan dengan SVB terkait solusi pembiayaan atau kredit telah ditinjau. Semua mengharuskan perusahaan untuk membuka atau mendaftarkan rekening bank di SVB dan menggunakan layanan bank itu untuk semua atau sebagian besar layanan perbankan mereka.
Peraturan di kontrak tersebut menimbulkan masalah saat ini, mengingat SVB telah disita oleh regulator federal. Federal Deposit Insurance Corporation hanya menjamin deposit dengan nilai maksimal sebesar USD250.000 untuk setiap nasabah. Ini tentu membuat nasabah SVB yang didominasi oleh perusahaan rintisan teknologi, khawatir dana operasi jutaan dolar mereka akan terkunci untuk jangka waktu yang sangat lama.
Regulator perbankan juga telah menyusun rencana di hari Minggu kemarin untuk mendukung deposan dengan uang di SVB. Hal ini dilakukan dalam rangka membendung kepanikan yang terjadi di industri teknologi, setelah kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah AS itu terjadi.
Sebagai contoh, platform pinjaman online Upstart Holdings mengungkapkan, SVB mewajibkan Upstart untuk menyimpan semua rekening simpanan operasi, Rekening Agunan Tunai, serta rekening sekuritas atau investasi di bank itu sebagai bagian dari perjanjian pembiayaan jutaan dolar SVB.
Kontrak tersebut membuat kelonggaran tertentu untuk rekening di bank lain, tetapi menetapkan batasan ketat pada besaran dana yang bisa disimpan. “Kami belum memiliki kewajiban eksklusivitas itu selama bertahun-tahun dan lebih dari 90% uang tunai kami disimpan di lima bank teratas AS,” perwakilan Upstart menyatakan, seperti dikutip dari CNBC.
Vendor perangkat lunak untuk sistem cloud, DocuSign, juga memiliki kontrak eksklusivitas dengan SVB. Formulir pendaftaran menunjukkan, DocuSign diwajibkan untuk menyimpan akun deposit dan sekuritas utamanya di bank tersebut. Perjanjian itu adalah bagian dari fasilitas kredit antara DocuSign dan SVB tertanggal Mei 2015. DocuSign diizinkan untuk menyimpan rekening deposito yang ada di Wells Fargo.
Di samping itu, SVB juga memberikan pinjaman jutaan dolar kepada Sprout Social, yang go public pada 2019. SVB mewajibkan perusahaan perangkat lunak manajemen media sosial itu untuk menyimpan semua rekening deposito utama, Rekening Agunan Tunai, dan rekening sekuritas atau investasi di SVB. Seperti Upstart, SVB menetapkan batasan ketat pada nilai dan jenis akun yang dapat disimpan Sprout di tempat lain.
Dalam perjanjian pinjaman dan jaminan lainnya dengan Limelight Networks, yang menjadi Edgio, SVB mewajibkan agar Limelight juga menyimpan semua rekening operasi, rekening deposito, dan kelebihan uang tunai di SVB serta afiliasinya. Kontrak tersebut mencakup pengecualian untuk rekening-rekening yang terdaftar di bank internasional, tetapi mengharuskan Limelight hanya menggunakan kartu kredit bisnis SVB.
Kekhawatiran atas kolapsnya Silicon Valley Bank ini telah merambat ke nasabah perbankan lainnya. Salah satunya adalah First Republic Bank. Para nasabah First Republic Bank terpantau mengantri panjang pada Sabtu (11/3) di salah satu kantor bank yang berada di California Selatan. Mereka berniat menarik dana mereka dari First Republic setelah khawatir hal serupa dapat menimpa First Republic. Steven Widjaja