Surabaya – Kecemasan finansial atau financial anxiety kini menjadi masalah yang kian terasa di tengah gaya hidup modern yang penuh tantangan.
Fenomena itu semakin banyak dialami oleh generasi muda, terutama Gen Z dan milenial, yang sering kali merasa khawatir akan ketidakpastian kondisi keuangan mereka. Salah satu penyebabnya adalah ketidakmampuan dalam mengelola anggaran dengan bijak.
Masalah tersebut dibahas dalam acara literasi keuangan Jagoan Kampus yang diselenggarakan oleh PT Bank Jago Tbk di tiga kampus ternama di Surabaya, pada 6-8 November 2024, yaitu Universitas Negeri Surabaya, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), dan Universitas Kristen Petra.
Consumer Business Community Manager Bank Jago, Edo Velandika menerangkan, program Jagoan Kampus bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa agar lebih siap secara finansial dan siap memasuki dunia kerja.
Baca juga: Erick Thohir Bakal ‘Kawinkan’ MIND ID, BRI, BSI dan Pegadaian Bentuk Bank Emas
Pria yang akrab disapa Dika itu mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil riset, 3 dari 10 Gen Z merasa khawatir dengan kondisi keuangannya pada masa depan.
“Banyak anak muda yang tidak percaya diri mengelola keuangan, khawatir soal penghasilan dan keamanan pekerjaan, hingga takut tidak mampu memenuhi kebutuhan di masa depan,” ungkap Dika, yang juga perencana keuangan profesional bersertifikat, dalam keterangannya, dikutip, Sabtu, 9 November 2024.
Menurut Dika, kecemasan finansial sering kali muncul saat seseorang merasa kesulitan mengatur pengeluaran, tertekan oleh utang, atau khawatir menghadapi masa depan finansial yang tidak pasti.
“Bukan berarti orang yang mapan secara finansial tidak bisa merasakan financial anxiety ini, ya. Karena sebenarnya ini bukan semata soal jumlah uang, tetapi lebih pada skill mengatur uang,” tegasnya.
Baca juga: Bank Jago Perkuat Literasi Keuangan Ibu dan Anak Lewat Program Jagoan Baca
Melalui program Jagoan Kampus, Dika menawarkan sejumlah tips sederhana mengatasi kecemasan finansial berdasarkan kerangka kesehatan finansial dari PBB.
Berikut empat langkah mudah yang dapat dilakukan:
- Catat Pendapatan dan Pengeluaran: Mulailah dengan mencatat seluruh pendapatan, pengeluaran, utang, dan tabungan yang dimiliki.
- Kategorikan Pengeluaran: Pisahkan pengeluaran menjadi empat kategori, yaitu pengeluaran rutin, pengeluaran variabel, pengeluaran tak terduga, dan pengeluaran untuk masa depan.
- Alokasikan Anggaran: Tentukan anggaran berdasarkan kebutuhan dan keinginan sesuai dengan skala prioritas.
- Evaluasi Rasio Pengeluaran dan Tabungan: Pastikan proporsi pengeluaran rutin dan tabungan sesuai dengan tujuan keuangan jangka panjang.
“Kalau dulu orang tua kita biasa catat manual dan pisahkan uang pakai amplop, sekarang ada Aplikasi Jago yang tidak hanya memudahkan kita untuk menabung dan melakukan transaksi keuangan, tetapi juga kita bisa mengalokasikan anggaran ke dalam kantong-kantong yang bisa dikreasikan hingga 60 kantong atau rekening yang masing-masing punya nomor sendiri,” ujar Dika.
Dika juga memaparkan konsep dasar pengelolaan keuangan 3F (fix, fun, and future):
- Fix: Alokasikan 50 persen dari penghasilan untuk kebutuhan tetap, seperti biaya makan, cicilan, atau sewa rumah.
- Fun: Sisihkan hingga 30 persen untuk kegiatan yang menyenangkan, seperti hiburan atau hobi. Anggaran ini sifatnya fleksibel dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
- Future: Alokasikan 20 persen untuk masa depan, termasuk dana darurat, pensiun, atau biaya pendidikan.
Baca juga: Jangan Tunggu Tua, Ini Tips Jago Buat Anak Muda agar Lebih Cerdas Kelola Uang
Menurut Dika, yang penting bukan seberapa banyak uang yang bisa ditabung, tetapi bagaimana membangun kebiasaan finansial yang sehat.
Untuk itu, Dika menegaskan, perlunya menetapkan target-target keuangan pribadi secara cermat dan realistis, merinci anggaran rutin, dan mengalokasikan dana berdasarkan prioritas jangka panjang.
“Intinya, anak muda harus melek keuangan dan belajar mengelola keuangan yang baik. Bisa diawali dengan introspeksi gaya hidup, lalu menabung atau membuat pos-pos anggaran berdasarkan skala prioritas, dan terakhir mulailah investasi sejak dini,” jelas Dika.
Baca juga: Senasib dengan iPhone 16, Ini Alasan Google Pixel Dilarang Dijual di Indonesia
Bank Jago, lanjutnya, dengan komitmen untuk memberdayakan masyarakat dalam mengelola keuangan, menyediakan aplikasi yang menghubungkan berbagai layanan digital.
“Itulah kenapa Aplikasi Jago dirancang agar nasabah bisa fleksibel mendesain solusi keuangannya sendiri secara mudah dan seamless. Karena Aplikasi Jago terhubung dengan kekuatan ekosistem digital, seperti Gopay, Gojek, Tokopedia, serta Bibit dan Stockbit untuk investasi. Sederhananya, dengan Aplikasi Jago kamu bisa personalisasi anggaran sesuai maumu,” pungkas Dika. (*)