Jakarta – Koordinator Indonesia Energy Watch (IEW) Adnan Rarasina mendukung komitmen Pemerintah dan Pertamina dalam menjamin ketersediaan BBM dan LPG subsidi di seluruh wilayah Tanah Air. Memang tidak ringan, karena masih terimbas pandemi Covid-19 dan kondisi geopolitik yang berdampak terhadap seluruh rantai pasok.
“Rantai pasok jelas berubah dan bisa menjadi hambatan. Termasuk melonjaknya harga minyak mentah dunia. Tetapi kita harus yakin, bahwa Pemerintah dan Pertamina mampu. Kita semua harus mendukung,” kata Adnan dikutip 10 Juni 2022.
Keyakinanannya tak lepas dari reputasi Pertamina selama ini. Sebagai BUMN yang sangat berpengalaman, Adnan mengakui bahwa Pertamina memiliki kinerja yang membanggakan dari hulu ke hilir. “Selama ini pun, untuk hilir misalnya, hanya Pertamina yang bersedia menerobos ke berbagai wilayah terpencil di Indonesia,” ucap dia.
“Begitu juga dengan Pemerintah. Saya percaya, saat memutuskan untuk menambah subsidi dan alokasi, Pemerintah tentu sudah memperhitungkan mengenai jaminan ketersediaan,” lanjut Adnan.
Menurut Adnan, kemampuan Pertamina dalam menjaga operasional dari hulu ke hilir, memang menjadi kunci jaminan pasokan BBM dan LPG subsidi ke berbagai pelosok Tanah Air. “Jadi kalau bicara soal jaminan ketersediaan BBM dan LPG subisidi, hendaknya tidak hanya melihat dari sisi hilir. Hulu dan pengolahan juga berperan sangat penting,” paparnya.
Pada sisi hulu, misalnya, Pertamina terus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas. Pada April 2022, misalnya, produksi mencapai 969 MBOEPD. Untuk meningkatkan produksi migas, Pertamina terus menambah sumur eksplorasi, sumur eksploitasi, sumur workover dan well service. Begitu juga pada sisi pengolahan. Pada sisi ini, Pertamina terus memperkuat keandalan operasional kilang, meningkatkan kualitas produk, dan mempercepat penyelesaian proyek-proyek pembangunan kilang.
Langkah Pertamina untuk memastikan pasokan energi nasional, menurut Adnan juga terlihat pada ketahanan pasokan BBM dan LPG, termasuk BBM dan LPG Subsidi. Saat ini, lanjut dia, ketahanan pasokan BBM bersubsidi secara nasional dalam kondisi aman, di mana Pertalite berada di kisaran 17 hari dan Solar Subsidi 22 hari dan LPG 17 hari.
Sebelumnya, Pemerintah memang mengambil kebijakan untuk menambah subsidi BBM dan LPG. Penambahan anggaran subsidi BBM dan LPG tersebut, dilakukan di tengah kenaikan harga minyak dunia dan tingginya komoditas global. Dan hingga saat ini, Pemerintah juga belum memutuskan perubahan harga untuk BBM dan LPG subsidi. Tentu ini dilakukan Pemerintah untuk menjaga stabilitas daya beli masyarakat, meski beban ini tentu berat bagi Pemerintah. (*)