Jakarta – Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya melakukan pertemuan dengan Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi membahas potensi kolaborasi lintas kementerian dalam rangka menciptakan lapangan kerja. Keduanya turut membahas peluang kerja sama pengembangan sektor ekonomi kreatif berbasis koperasi.
“Kami ingin mengakselerasi peran ekonomi kreatif sebagai new engine of growth dan memastikan sektor ini tidak tertinggal. Bappenas menetapkan target untuk menciptakan 27 juta lapangan kerja ekraf dan dibutuhkan kolaborasi untuk bisa mencapainya,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky dalam pertemuan yang berlangsung di Kemenkop, Rabu, 16 April 2025.
Baca juga: Matematika “Ngawur” Koperasi Merah Putih, Modal Rp400 T, Kok Untungnya Rp2.000 T, Bisnis Apa?
Menteri Ekraf Teuku Riefky menjelaskan, kunjungannya ke Kemenkop ini sejalan dengan program prioritas pemerintah dalam mendukung ASTA EKRAF, yang berfokus pada penciptaan lapangan kerja berkualitas. Adapun 8 pilar utama ASTA EKRAF yaitu:
- EKRAF KARYA untuk penguatan kekayaan intelektual (KI);
- EKRAF DATA untuk kerja sama dengan BPS dalam memperkuat data statistik ekraf, khususnya menjelang Sensus 2026;
- EKRAF PASAR untuk peningkatan akses pasar domestik;
- SINERGI EKRAF untuk mendorong kolaborasi hexalix (pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas, media, dan lembaga pembiayaan);
- TALENTA EKRAF untuk peningkatan kapabilitas SDM ekraf;
- INFRA EKRAF untuk pengembangan infrastruktur wilayah kreatif;
- DANA EKRAF yang fokus pada akses pendanaan kreator; dan
- EKRAF BIJAK dalam bentuk penguatan kebijakan berbasis riset dan data.
Siapkan Koperasi Ekraf dan Dana Bergulir
Dalam pertemuan itu, kedua menteri juga membahas berbagai inisiatif strategis. Mulai dari pembentukan koperasi di subsektor Ekraf, pembiayaan lewat Dana Bergulir LPDB, hingga pembangunan ruang kreatif berbasis koperasi.
Selain itu mereka membahas peluang kerja sama pelatihan dan pendampingan usaha, termasuk pelatihan manajemen, digital marketing, legalitas usaha (seperti NIB, sertifikasi halal, dan HKI), dan penyusunan proposal bisnis.
Baca juga: Penuhi Pasar Eropa, RI Perkuat Hilirisasi Sawit Berbasis Koperasi
Menteri Ekraf Teuku Riefky menekankan pentingnya peran koperasi sebagai agregator pembiayaan bagi pelaku Ekraf, khususnya melalui fasilitasi dana bergulir LPDB.
Sedangkan di sisi promosi, lanjut Menteri Ekraf Teuku Riefky, kolaborasi ini diharapkan membuka jalan bagi pelaku Ekraf untuk lebih aktif dalam berbagai pameran nasional maupun internasional serta memperkuat eksistensi di marketplace digital.
Menkop Dukung Penuh Kolaborasi
Sementara itu Menkop Budi Arie menyambut baik inisiatif kolaborasi ini. Ia menyebutkan, saat ini ada lebih dari 130 ribu koperasi di Indonesia, termasuk di sektor fesyen, kriya, film, makanan, dan musik yang sejalan dengan ekonomi kreatif.
Pemerintah sendiri mendorong penguatan koperasi ekraf menjadi pusat produksi dan distribusi, serta pengembangan desa kreatif melalui penyediaan infrastruktur pendukung berbasis koperasi.
“Kami melihat koperasi sebagai bentuk kerja sama yang kuat. Setiap produk pasti melibatkan banyak orang, dan koperasi hadir untuk menyatukan kekuatan itu,” ujar Menkop Budi Arie.
Selain itu Menkop Budi Arie mengungkapkan rencana pengembangan skema koperasi perfilman. Rencana itu disebut Menkop Budi Arie dalam rangka mendukung produksi film nasional.
“Segala hal yang mendukung ekonomi rakyat harus kita dukung bersama,” tambahnya.
Baca juga: Kopdes Merah Putih Bakal Meluncur di Hari Koperasi Nasional, Ini Kata Menkop Budi Arie
Turut hadir dalam kunjungan ini, Sekretaris Kementerian Dessy Ruhati, Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Yuke Sri Rahayu, serta sejumlah pejabat tinggi madya dan pratama lainnya.
Sedangkan dari Kemenkop turut hadir Sekretaris Kementerian Ahmad Zabadi, Deputi Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Panel Barus, Deputi Bidang Pengembangan Talenta dan Daya Saing Koperasi Destry Anna Sari, serta sejumlah pejabat lainnya. (*)