Jakarta – Hery Gunardi, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) baru saja merilis buku berjudul “Mega Merger in The Pandemic Era: Kepemimpinan dan Tantangan Merger Bank Syariah Indonesia”, akhir Juni lalu. Buku ini menjadi bagian dari sejarah perjalanan BSI, yang kini tercatat sebagai bank syariah terbesar di Indonesia.
Melalui buku ini, Hery menceritakan proses lahirnya BSI, mulai dari inisiatif dan latar belakang hingga merger tiga bank syariah milik bank-bank pelat merah, yakni Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan Bank BRI Syariah – dari sisi proses dan kepemimpinan. Buku ini menyajikan banyak kisah dari hadirnya BSI — “si raksasa yang tertidur”.
Selain itu, disampaikan juga tantangan-tantangan yang hadapi Hery dalam memimpin merger dan mendirikan BSI. Terlebih tantangan-tantangan itu terasa makin berat karena adanya pandemi Covid-19.
Baca juga: Top! BSI Jadi Benchmark Perbankan Malaysia
Hery menuliskan, BSI lahir atas aspirasi pemerintah yang ingin Indonesia memiliki bank syariah yang besar – mampu tampil dalam jajaran top 10 Islamic bank di dunia, modern, dan bisa melayani semua golongan. Realisasi dari aspirasi ini dimulai pada Maret 2020, ketika Kementerian BUMN tengah melakukan klasterisasi bisnis BUMN, termasuk integrasi bank-bank syariah milik bank Himbara.
Dari aspirasi itu kemudian diteruskan dengan proses merger tiga bank syariah tadi, yang prosesnya rampung hanya dalam waktu sebelas bulan, atau mulai medio Desember 2020 hingga awal November 2021. BSI sendiri lahir pada 1 Februari 2021 dan diresmikan langsung oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo di Istana Negara.
“Melakukan merger di saat pandemi Covid-19 menjadi tantangan yang luar biasa. Tantangannya bukan hanya menyatukan tiga bank asal yang tentunya memiliki karakter, visi-misi, gaya, juga budaya yang berbeda-beda. Namun semua itu harus dilakukan di saat krisis dan ketika mobilitas kita semua benar-benar terbatas,” tulis Hery dalam buku ini.
K.H. Ma’ruf Amin, Wakil Presiden Indonesia dalam kata pengantarnya di buku ini menyampaikan, pembentukan BSI merupakan salah satu ikhtiar pemerintah untuk memperkuat sektor jasa keuangan syariah di Tanah Air.
“Dan keberhasilan merger tiga bank syariah milik Himbara menjadi BSI, terlebih di tengah pandemi, telah menorehkan sejarah baru, khususnya dalam sektor keuangan syariah Indonesia,” tulisnya.
Sementara, Erick Thohir, Menteri BUMN, juga dalam kata pengantarnya di buku ini, menyampaikan ikhtiar besar telah dilakukan Kementerian BUMN ketika di 2021 melakukan mega merger dengan menyatukan seluruh bank syariah milik bank Himbara menjadi BSI.
“Saya mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Direktur Utama BSI, Hery Gunardi. Terutama ketika dipercaya menjadi Ketua Project Management Office (PMO) dan Integration Management Office (IMO) saat proses penggabungan di 2021 lalu,” tulis Erick.
Baca juga: BSI Raih Penghargaan Layanan Terbaik Tahun 2024 versi Infobank & MRI, Layanan Ultimate Service Jadi Kunci
Hery Gunardi sendiri adalah salah satu bankir dan leader terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Ia mengawali kariernya sebagai bankir bersama Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) yang merupakan salah satu bank legacy Bank Mandiri, pada 1991. Setelahnya, Hery berkarya untuk Bank Mandiri dan telah menempati berbagai posisi penting dan strategis. Di bank berlogo pita emas ini, jabatan terakhirnya adalah sebagai Wakil Direktur Utama (2020-2021).
Dalam hal merger dan akuisisi, bankir kelahiran Bengkulu pada 1962 ini punya pengalaman panjang dan mumpuni. Tercatat, pria penyandang gelar Doktor Manajemen Bisnis dari Universitas Padjadjaran ini terlibat dalam merger Bank Mandiri pada 1998-1999. Kemudian, pada 2002, Hery dipercaya untuk membidani lahirnya perusahaan patungan antara Bank Mandiri dan AXA Group. (*) Ari Nugroho
PROFIL BUKU
Judul : Mega Merger in The Pandemic Era: Kepemimpinan dan Tantangan Merger Bank Syariah Indonesia
Penulis : Hery Gunardi
Penerbit : Kreasi Karya Igico
Halaman : 232 halaman
Terbit : Mei 2024