Jakarta – Kinerja keuangan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance yang solid di sepanjang semester I 2024 diyakini menjadi pendorong utama dibalik manuver asing yang terus memborong saham anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian non-audit TUGU pada akhir Juni 2024, perseroan telah mengantongi laba usaha senilai Rp517 miliar. Kinerja operasional TUGU melonjak 68 persen secara tahunan dibanding akhir Juni 2023 lalu.
Untuk diketahui, TUGU baru merilis laporan keuangan semester I 2024 pada 26 Juli 2024. Namun di sepanjang Juli 2024, asing getol memborong saham TUGU. Asing membukukan beli bersih saham TUGU senilai Rp13 miliar di sepanjang Juli 2024.
Menariknya, sejak 2-26 Juli 2024 asing terpantau selalu net buy saham TUGU. Terakhir di pekan lalu saja, asing net buy saham TUGU senilai Rp2,9 miliar dengan beli bersih terbesar pada 24 Juli atau dua hari jelang rilis laporan keuangan. Kala itu, asing net buy TUGU senilai Rp2 miliar.
Baca juga: Makin Solid, Ini Sederet Katalis Positif Kinerja Tugu Insurance di Semester I 2024
Sebenarnya, tren akumulasi saham TUGU oleh investor asing terjadi di sepanjang 2024. Secara year-to-date, saham TUGU telah dibeli bersih oleh asing sebesar Rp21,4 miliar dan menjadi saham di sektor asuransi umum yang paling diburu asing.
“Hal ini wajar, karena investor terutama asing mengantisipasi adanya perbaikan kinerja operasional dan core business TUGU, apalagi semua anak usaha bahkan entitas asosiasi juga mengalami kenaikan kinerja. Ditambah lagi valuasi yang terdiskon dengan PBV <0,5x membuat saham TUGU menjadi appealing untuk dikoleksi,” kata Nurwachidah, Analis Phintraco Sekuritas.
Senada dengan Nur, Analis Panin Sekuritas Sarkia juga melihat momentum perbaikan kinerja di seluruh lini juga menjadi katalis positif untuk asing mengakumulasi saham TUGU.
“Kinerja investasi tetap meningkat sejalan dengan kenaikan aset investasi. Anak usaha TUGU juga mencatatkan pertumbuhan positif terutama dari usaha rental sehingga pendapatan dari segmen anak usaha masih dapat naik 10,7 persen, kemudian laba dari entitas asosiasi juga melonjak signifikan sampai hampir 4x,” kata Sarkia.
Asal tahu saja, TUGU juga memiliki anak usaha di bidang non-asuransi yaitu untuk bisnis penyewaan gedung perkantoran serta kendaraan bermotor yang dinaungi oleh PT Pratama Mitra Sejati (PMS) serta untuk unit bisnis survei di bawah naungan PT Synergy Risk Management Consultants.
Kemudian, TUGU juga memiliki investasi berupa penyertaan langsung sebagai pemegang saham minoritas di beberapa perusahaan asuransi lain yaitu PT Reasuransi Maipark Indonesia sebesar 14,83 persen dan PT Asuransi Staco Mandiri dengan kepemilikan saham 5,28 persen.
Baca juga: Semester I 2024, Tugu Insurance Kantongi Laba Rp439 Miliar
Katalis lain yang juga menunjukkan fundamental kuat TUGU adalah permodalan menurut Sarkia. “Perseroan memiliki kecukupan modal yang sangat kuat, ditandai dengan risk based capital (RBC) yang lebih dari 453 persen jauh diatas batas minimum OJK yang berada di level 120 persen” katanya.
Pada semester I 2024, TUGU membukukan pendapatan premi neto sebesar Rp2,0 triliun, naik 34 persen yoy. Total pendapatan underwriting mencapai Rp1,8 triliun, tumbuh 37 persen yoy. Adapun total pendapatan TUGU mencapai Rp2,3 triliun, melesat 31 persen yoy.
Hal inilah yang membuat laba operasional perseroan melonjak. Tidak hanya itu marjin operasi pun meningkat menjadi 23 persen di semester I 2024 dari 18 persen di semester I 2023. (*)