Jakarta–Sektor keuangan di awal tahun 2017 masih menghadapi berbagai tantangan, tak terkecuali bagi industri perbankan di tanah air. Hal ini turut berimbas pada kinerja saham bank.
Ekonom The Institute for Development of Economics and Finances (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, sebagian besar tantangan tersebut masih bersifat eksternal yakni potensi kenaikan suku bunga acuan Fed rate, arah kebijakan ekonomi Donald Trump dan moderatnya pertumbuhan ekonomi global.
“Sementara faktor domestik seperti inflasi yang terancam meningkat akibat kenaikan harga bahan pangan seperti cabai, kenaikan harga BBM, dan tarif listrik jadi kado pahit di awal tahun 2017,” kata Bhima di Jakarta, Senin, 9 Januari 2017.
Proyeksi kenaikan inflasi juga membuat pelonggaran moneter yang dilakukan oleh BI nampaknya akan sulit. 7 days repo rate diproyeksikan tetap sebesar 4,75% dengan kecenderungan meningkat hingga 5-5,25% di pertengahan tahun. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More
Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More
Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More
Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More