Jakarta – Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi kinerja pasar modal Indonesia yang masih tetap terjaga ditengah ketidakpastian ekonomi global. Tercermin di tahun 2022 Indeks Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona positif, dengan pertumbuhan kapitalisasi pasar sebesar 15% atau USD600 miliar.
Selain itu, jumlah perusahaan yang melakukan IPO bertambah sebanyak 59 perusahaan disepanjang 2022, yang merupakan pertumbuhan tertinggi di kawasan ASEAN dalam lima tahun terakhir.
“Kompleksitas inilah yang kemudian menimbulkan dampak yang pasti di Bursa Efek Indonesia terasa langsung. Ini adalah battle ground dari Bursa Efek di mana saja, makanya no wonder semuanya mengalami merah karena tidak ada yang tidak terpengaruh pada saat battle ground anda dalam puncak peperangan yaitu kenaikan suku bunga tinggi serta pengetatan likuiditas pasti akan berimbas pada Bursa Efek di mana saja,” kata Sri Mulyani dalam Penutupan Perdagangan BEI 2022, Jumat, 30 Desember 2022.
Sri Mulyani melanjutkan, namun dibandingkan dengan Bursa Efek di dunia, kinerja IHSG masih luar biasa ditandai dengan masih berada pada zona hijau. Karena Indonesia masih memiliki rekor tertinggi untuk jumlah IPO dan ditambah dengan jumlah investor yang meningkat menjadi 10,3 juta investor di 2022.
“Kita masih memiliki breakthrough record untuk jumlah IPO, kita juga menumbuhkan investor terutama individual dan anak-anak golongan muda yang mulai excited untuk mulai berinvestasi dan sekarang mereka memahami investasi tidak hanya dari sisi membeli saham atau membeli surat berharga negara ini adalah suatu harapan dari sebuah perekonomian. Indonesia yang harus kita terus pupuk bersama,” pungkasnya.
Melihat kinerja yang cukup baik, Menkeu juga menantang pejabat Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mencapai 1.000 perusahaan tercatat (emiten).
“Jumlah yang sudah IPO 825 perusahaan. Saya selalu meng-encourage kapan nimbus 1.000?, jadi tadi yang di paparan masih 40 berapa. Saya rasa harus di encourage terus ya, saya rasa masih akan bisa kita tingkatkan terus,” tegas Menkeu. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra