Kinerja Moncer, BFI Finance Raup Laba Rp508,8 Miliar

Kinerja Moncer, BFI Finance Raup Laba Rp508,8 Miliar

Jakarta – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) telah melaporkan kinerja keuangannya per Maret 2023 yang hasilnya tercatat positif. Ini bisa dilihat dari laba periode berjalan yang meningkat sebesar 28,50% menjadi Rp508,82 miliar dari Rp395,98 miliar pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan yang disiarkan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), peningkatan tersebut didukung oleh pos piutang pembiayaan yang tercatat sebesar Rp1,55 triliun di kuartal I-2023 dari Rp1,1 triliun tahun sebelumnya atau meningkat 40,64% secara tahunan.

Kemudian, untuk pos pendapatan keuangan dan syariah, keduanya juga mengalami peningkatan, dimana masing-masing tercatat sebesar Rp12,56 miliar dan Rp24,25 miliar di tiga bulan pertama 2023.

Berdasarkan hal itu, jumlah pendapatan juga turut terkerek atau mengalami peningkatan sebesar 38,99% menjadi Rp1,64 triliun di kuartal I-2023 dari Rp1,18 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sedangkan dari sisi total aset, mengalami peningkatan 46,5% secara yoy menjadi Rp24 triliun atau naik 9,3% dibandingkan dengan total aset di akhir tahun 2022. Peningkatan ini membuktikan semakin kuatnya komitmen BFI Finance untuk terus memperluas akses keuangan bagi masyarakat Indonesia.

Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono, mengatakan bahwa dengan tren positif tersebut dirinya optimis perusahaan dapat terus melanjutkan tren tersebut dan menjaga kualitas aset yang baik dan pencadangan yang memadai sambil melanjutkan proses transformasi bisnis dan mitigasi risiko melalui tata kelola yang baik.

“Sebagian besar portofolio pembiayaan berdasarkan jenis asetnya masih berasal dari pembiayaan kendaraan roda empat, yakni mengambil porsi hingga 67,5% dengan nilai piutang yang dikelola atau managed receivables sebesar Rp15,2 triliun dari total Rp22,5 triliun,” ucap Sudjono dalam keterangan resmi di Jakarta, 26 April 2023.

Lalu, komposisi piutang yang dikelola terbesar lainnya adalah pembiayaan alat berat dan mesin 12,8%, pembiayaan kendaraan roda dua 12,5% dan sisanya merupakan pembiayaan properti, pembiayaan berbasis syariah, serta pembiayaan dari anak usaha yang berkontribusi sebesar 7,2% terhadap piutang yang dikelola perusahaan.

Meski begitu, perusahaan juga mencatatkan kenaikan pada jumlah beban di periode kuartal I-2023 menjadi sebesar Rp1,01 triliun dari Rp692,33 miliar di periode tahun sebelumnya atau tercatat meningkat sebesar 46,76%.

Peningkatan jumlah beban tersebut ditopang oleh beban gaji dan tunjangan sebesar Rp377,05 miliar, beban bunga dan keuangan sebesar Rp212,89 miliar, serta beban umum dan administrasi yang tercatat sebesar Rp204,68 miliar.

Adapun, per 31 Maret 2023, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) terpantau rendah di bawah posisi 1%, yakni level bruto 1,06% dan neto 0,43% dengan cakupan penyisihan 3,8 kali. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News