KEPERCAYAAN adalah kunci utama bagi seorang profesional, terlebih yang memimpin perusahaan. Kisah sukses Iwan Setiawan memimpin Rintis Sejahtera sejak 2001 sebagai chief executive officer (CEO) pun tidak lepas dari adanya kepercayaan dari shareholders. Lalu dari mana datangnya kepercayaan tersebut?
“Ketulusan dan no conflict of interest. Saya tidak mau merugikan perusahaan yang menjadi bagian dari berkat,” ujar Iwan menjawab pertanyaan Infobanknews.com dalam acara Temu Wicara Virtual bertajuk TAWAKAL “Tegar Beriman” pada Kamis, 21 Januari 2021.
Iwan pun berkesempatan menceritakan perjalanan karirnya yang dimulai dari Pricewaterhouse Cooper kemudian bergabung dengan Bank Central Asia (BCA). Selama pengalaman karirnya di perbankan, Iwan pernah menggeluti bidang teknologi, keuangan, corporate strategy, hingga rekapitalisasi.
“Di BCA saya pernah mengurusi pembelian, itu bukan urusan kecil, berhubungan dengan vendor hardware maupun software, saya sudah digaji dan tentu saya tidak mau mencari keuntungan dari pekerjaan itu,” kisahnya.
Atas pengalaman panjangnya, tentu Iwan pun mendengar jika ada seorang profesional atau CEO yang justru membentuk perusahaan sendiri dan mencari untung dari sana, akhirnya ada mark-up harga untuk kepentingan pribadi-pribadi.
“Padahal seorang professional atau CEO itu sudah mendapatkan kompensasi yang tinggi dan tidak patut melakukannya,” imbuh alumni Universitas Trisakti yang hobi olahraga karate ini.
Iwan mengingatkan bahwa orang yang diberikan kepercayaan harus memiliki kejujuran dan ketulusan.
“Kalau kita sadar bahwa Tuhan bersemayam di dalam hati, tentu kita tidak mau berbohong. Jadi ketika kita mendapatkan kepercayaan di perusahaan, ya kita harus punya itikad dan attitude yang baik. Punya kejujuran dan ketulusan, agar perusahaan yang menjadi tempat bekerja bisa dipenuhi dengan berkat,” pungkas Iwan. (KM)