Ketika Sekam Padi dan Limbah Plastik Disulap jadi Cuan

Ketika Sekam Padi dan Limbah Plastik Disulap jadi Cuan

Jakarta – Siapa sangka sekam padi dan limbah plastik ternyata bisa menghasilkan cuan. Ya, itulah yang dilakukan Plana, wirausaha sosial yang berhasil mengolah kedua bahan tersebut menghasilkan bahan bangunan sustainable bernama PlanaWood dan PlanaBrick yang bernilai ekonomi.

Co-founder dan Chief of Sustainability Plana, Joshua C. Chandra mengatakan, bisnis sosial yang dijalaninya  berawal dari sebuah permasalahan yang perlu dipecahkan. Bagi Plana, permasalahan tersebut adalah limbah plastik dan sekam padi yang tidak terkelola dengan baik.

Berangkat dari hal tersebut, Joshua melakukan riset dan pengembangan selama sekitar lima tahun. Riset ini mencakup volume limbah plastik dan sekam padi yang terbuang hingga proses produksi dari polymer injection, plastic injection, ke komposit dari plastik.

“Dari situlah kami menemukan plastik komposit dari sekam padi dan sampah plastik yang menjadi ciri khas Plana. Kami memanfaatkan hasil riset ini untuk menyusun perencanaan bisnis yang juga memperhatikan dampak keberlanjutan,” kata Joshua kepada wartawan di Tangerang, Rabu, 5 Februari 2025.

Saat ini, Plana mampu mengelola 8 ton sampah plastik dan 16 ton sekam padi per bulan yang kemudian diproses untuk dijadikan pelet kayu. Sampah plastik dan sekam padi ini didapat dari petani dan pemulung.

Kedua bahan tersebut kemudian diracik menjadi PlanaWood dan PlanaBrick, berupa potongan kayu yang terdiri atas 60 persen gabah padi, 30 persen limbah plastik, dan 10 persen zat aditif atau tambahan.

“Per bulan, kami bisa produksi PlanaWood sebanyak 3.000 meter persegi. Rata-rata produksi memang sebesar 2.000 meter persegi,” jelas Joshua.

Baca juga: Bank DBS Indonesia Jalin Kemitraan dengan Startup Agritech

Produk yang dihasilkan pun cukup mencuri perhatian publik. Produk ini bisa digunakan untuk penunjang bangunan rumah, seperti dinding, lantai, dan lainnya. Menariknya, tak hanya di dalam negeri, Plana rupanya telah merambah pasar ekspor dalam memasarkan bahan bangunan yang sustainable ini.

“Kami sudah ekspor ke Singapura dan Jepang. Rencananya kita mau incar Korea Selatan juga (target ekspor,” ujarnya.

Dari produk tersebut, Joshua mengaku pendapatan usahanya terus menunjukkan kinerja positif. Selama 2024, dia mengaku pendapatan usahanya telah mencapai Rp6 miliar.

“Kalau tahun ini (2025), kita targetkan bisa tumbuh (pendapatan) di angka Rp8 miliar,” ujarnya.

Selain ekspor, kata Joshua, di dalam negeri Plana juga menargetkan bisa masuk ke Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah alias LKPP atau e-catalog pemerintah tahun ini.

Saat ini, Plana sudah mengantongi standar kualitas produk alias ISO dan tengah menghitung Tingkat Komponen Dalam Negeri alias TKDN.

Dana Hibah Bank DBS Indonesia

Sepanjang 2024, Plana berhasil mengolah 90 ton sampah plastik dan sekam padi. Dengan ini, Plana juga turut berkontribusi pada pemberdayaan petani lokal. Setiap kilogram beras menghasilkan sekitar 600-700 gram sekam padi, yang dengan panen 3-4 kali setahun menghasilkan jumlah limbah yang signifikan yang biasanya hanya dibakar oleh petani.

Petani dapat menjual sekam padi tersebut ke Plana untuk diolah sehingga membuka peluang ekonomi baru dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Baca juga: Jalan Terjal Pembiayaan Berkelanjutan

“Kisah perjalanan Plana sangat menginspirasi dan menjadi sebuah ‘spark’ atau semangat dari sekumpulan anak muda yang memiliki kepedulian tinggi akan keberlanjutan. Dengan adanya organisasi seperti Plana, kami berharap semakin banyak pelaku bisnis yang beralih menjadi wirausaha sosial, mencari solusi untuk masalah sosial dan lingkungan yang mendesak,” kata Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia.

Plana mendapatkan dana hibah dari DBS Foundation Grant Award 2023 untuk memperluas dampaknya. Pada kesempatan tersebut, DBS Foundation mendistribusikan dana hibah sebesar lebih dari Rp8 miliar kepada empat wirausaha sosial di Indonesia. (*)

Related Posts

Top News

News Update