Jakarta – Perang Rusia-Ukraina masih belum menemui akhir yang jelas. Tantangan utama yang di hadapi pasar ke depannya adalah inflasi yang terus menerus dan hawkish The Fed, serta meningkatnya risiko resesi dan penurunan pendapatan.
Dengan adanya ketidakpastian global tersebut, Bank DBS menegaskan untuk tetap menjaga ekuitas dan posisi pasar yang kuat, profit margin, dan kemampuan untuk meneruskan peningkatan biaya kepada konsumen khususnya terkait dengan sektor komoditas.
“Kami terus menekankan alternatif, termasuk emas dan aset swasta, sebagai diversifikasi risiko portofolio yang penting. Mengingat kegigihan inflasi yang didorong oleh kekurangan komoditas, kami juga akan menyorotinya,” ujar Hou Wey Fook, Chief Investment Officer DBS Bank, Selasa 5 Juli 2022.
Baca juga : DBS: Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bisa Diterapkan ke UMKM
Menurutnya, DBS memiliki beberapa strategi yang akan membantu portofolio perusahaan untuk tetap naik di tengah inflasi. “Dari sisi ekuitas, DBS mengubah Bullish pada China di kuartal II 2022, menegaskan kembali konstuktif jangka Panjang pada teknologi besar AS, dan meningkatkan Overweight (kinerja membaik) di Jepang dengan kualitas dan penentu harga,” ucapnya.
Selain itu, DBS fokus pada kualitas kinerja di tengah ketidakpastian global. “Kami merilis eksposur untuk mengembangkan penyelidikan pasar. Di semua strategi, kami memiliki 80% alternatif yang efisien yang terdiri dari, Ekuitas swasta emas, bukan dana pajak,” jelas Hou Wey Fook. (*) Irawati