Jakarta — Data Global Cybersecurity Index yang dirilis oleh International Telecommunication Union (ITU) mencatatkan bahwa keamanan siber Indonesia masih berada di peringkat 70 dari 195 negara dengan skor 0,424. Maka dari itu, dibutuhkan dukungan dari seluruh sektor untuk membangun keamanan siber di Indonesia.
“Cyber Security Indonesia tahun 2018 ini mengusung tema yaitu Towards a Cyber-Secured Indonesia. Tema tersebut sangat relevan dengan kondisi kita saat ini di tengah tuntutan jaman untuk membangun sistem siber yang aman dan kondusif,” tegas HE Dr. Djoko Setiadi, M.Si, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam pembukaan acara Cyber Security Indonesia 2018 di Jakarta Convention Center, Rabu, 5 Desember 2018.
Sebagai Kepala BSSN, Djoko Setiadi mengungkapkan bahwa keamanan siber negara harus dijaga dan dikembangkan oleh seluruh komponen bangsa. “Melalui acara ini, kami berharap saudara-saudara sekalian dapat menggali ilmu dan berbagi informasi mengenai isu-isu terkini mengenai keamanan siber sesuai dengan tema yang dibahas,” tambah Djoko.
Saat ini, rancangan undang-undang perlindungan data pribadi dan rancangan undang-undang keamanan siber sedang dalam proses dan diharapkan dapat disahkan pada tahun 2019. Rancangan undang-undang tersebut termasuk ke dalam Program Legislasi Nasional 2019.
Cyber Security Indonesia 2018 hadir membawa produk dan solusi inovatif dalam ruang lingkup industri keamanan siber dan informasi yang nantinya akan dipamerkan oleh para eksibitor pameran. Selain pameran, CSI 2018 juga menghadirkan program konferensi selama 3 hari acara berlangsung yang membawa seluruh stakeholders mulai dari regulator hingga end users untuk saling berbagi informasi dan pemahaman terhadap topik-topik hangat seputar industri keamanan siber dan informasi pada tahun ini seperti National Security Focus, Critical Infrastructure Focus, dan Smart City (Industrial IoT) Focus.
Selain itu CSI 2018 juga mengadakan Jakarta Hacking Competition (JHCom), yang diadakan selama 3 hari dimulai pada tanggal 5 – 7 Desember 2018 di lokasi acara. JHCom merupakan kompetisi nasional yang membawa tema keamanan siber dengan metode online dan offline. Kompetisi ini menyuguhkan permainan Capture the Flag (CTF) dan Computer Network Defense (CND). Satu tim terdiri dari 3 pemain dan setiap ronde berfungsi sebagai ronde permulaan hingga tersisa tim-tim pemenang. Tim yang menang dalam ronde online akan diundang untuk bermain saat itu juga di final stage.
“Tentunya perusahaan memiliki visi yang sejalan dengan pemerintah dan sangat setuju terhadap apa yang disampaikan oleh Bapak Djoko Setiadi selaku kepala BSSN bahwa kita harus melihat aspek-aspek yang dapat meningkatkan ketahanan siber Indonesia dan seluruh komponen bangsa harus ambil bagian dalam menghadapi serangan-serangan siber yang dapat mengancam keamanan negara. Oleh karena itu, kami berharap acara ini bisa menjadi milestone yang mampu mendongkrak kekuatan pertahanan siber Indonesia,” sambung Cheah Wai Hong, Portfolio Director Tarsus Indonesia.
Melengkapi CSI 2018, Indonesia Fintech Show 2018 juga turut menghadirkan beragam produk dan solusi inovatif pada industri fintech yang akan dibawakan oleh para perusahaan yang berpartisipasi sebagai eksibitor dalam acara ini. IFS 2018 juga menghadirkan program konferensi dari tanggal 6 – 7 Desember 2018 yang mengumpulkan para financial leaders, policy makers, professionals, innovators, service providers, end users, serta leading industry stakeholders untuk saling membagikan insight dan pandangan mengenai isu-isu penting terkait peraturan dan regulasi pemerintah terhadap industri fintech baik di skala nasional maupun internasional.
Cyber Security Indonesia 2018 didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia, Kementerian Komunikasi Republik Indonesia, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Acara ini disponsori oleh berbagai brand besar di antaranya adalah PWC, Telin, Akamai, dan Microsoft sebagai gold sponsor, serta Dimension Data sebagai silver sponsor.
Indonesia Fintech Show 2018 didukung oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi Blokchain Indonesia, HIPMI Jaya, Asosiasi Fintech Syariah Indonesia, Asosiasi Fintech Indonesia, serta Asosiasi Blokchain Indonesia. Beberapa sponsor acara IFS 2018 antara lain lu-global.com selaku diamond sponsor dan Skipjack selaku gold sponsor. (*)