Jakarta – Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) mencatatkan kinerja impresif pada kuartal pertama tahun 2025. Mengutip laporan keuangan publikasi pada Rabu, 30 April 2025, bank ini meraih laba bersih Rp350,94 miliar, tumbuh signifikan 31,12 persen secara tahunan (yoy) dari Rp267,64 miliar. Peningkatan laba ini tidak lepas dari pertumbuhan pendapatan bunga dan efisiensi dalam pengelolaan beban bunga dan operasional.
Pendapatan bunga Bank Jateng yang kini dipimpin Irianto Harko Saputro sebagai direktur utama, tercatat naik 13,49 persen secara yoy menjadi Rp1,89 triliun, seiring peningkatan aktivitas kredit dan pembiayaan. Sementara itu, beban bunga hanya meningkat 10,50 persen menjadi Rp686,07 miliar.
Kondisi ini menghasilkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp1,21 triliun, naik 15,26 persen dari Rp1,05 triliun pada Maret 2024. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) pun turut mengalami kenaikan dari 4,97 persen menjadi 5,44 persen, mencerminkan kemampuan bank ini dalam mengelola aset produktif secara lebih efisien.
Baca juga: Bank Maluku Malut Raup Laba Rp59,08 Miliar per Kuartal I-2025, Tumbuh 30,53 Persen
Dari sisi efisiensi, Bank Jateng berhasil menekan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menjadi 78,86 persen dari sebelumnya 81,45 persen. Ini menunjukkan bahwa bank ini semakin efisien dalam menjalankan aktivitasnya, di tengah peningkatan beban operasional lainnya yang tercatat sebesar Rp755,53 miliar, naik 7,81 persen secara tahunan.
Kinerja fungsi intermediasi Bank Jateng juga menunjukkan pertumbuhan yang sehat. Dana pihak ketiga (DPK) naik 7,88 persen menjadi Rp72,49 triliun, ditopang oleh pertumbuhan tabungan sebesar 16,00 persen dan deposito sebesar 17,35 persen. Meski terjadi penurunan signifikan pada giro sebesar 26,17 persen, total dana murah (Current Account and Saving Account/CASA) tetap tumbuh, yakni 0,73 persen menjadi Rp38,57 triliun.
Di sisi penyaluran kredit dan pembiayaan, total outstanding Bank Jateng per Maret 2025 mencapai Rp63,58 triliun, naik 3,28 persen secara tahunan. Kredit konvensional menyumbang Rp59,55 triliun, sementara pembiayaan syariah tumbuh impresif sebesar 13,90 persen menjadi Rp4,03 triliun. Kualitas kredit terjaga dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross di level 3,87 persen, masih jauh di bawah batas aman 5 persen yang ditetapkan oleh regulator. NPL net juga tetap rendah di 0,20 persen, mengindikasikan manajemen risiko yang terkontrol dengan baik.
Lebih jauh, aset Bank Jateng tumbuh 3,56 persen menjadi Rp91,04 triliun. Di sisi lain, rasio loan to deposit ratio (LDR) tercatat sebesar 86,53 persen, berada dalam rentang ideal 78-92 persen, yang menunjukkan keseimbangan antara dana yang dihimpun dan yang disalurkan dalam bentuk kredit.
Baca juga: Jajaran Direksi dan Komisaris Bank DKI Dirombak, Ini Susunan Lengkapnya
Kinerja positif Bank Jateng juga tercermin dari penguatan rasio-rasio profitabilitas bank. Return on assets (ROA) meningkat dari 1,58 persen menjadi 1,96 persen, menandakan efisiensi dalam penggunaan aset untuk menghasilkan laba. Return on equity (ROE) juga meningkat tajam dari 11,20 persen menjadi 14,49 persen, menunjukkan bahwa Bank Jateng semakin efektif dalam mengelola modalnya untuk menciptakan keuntungan yang optimal.
Dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang meningkat dari 20,87 persen menjadi 21,78 persen, Bank Jateng memiliki ruang yang cukup luas untuk ekspansi bisnis dan penyerapan risiko ke depan. Kinerja kuartal pertama ini memperlihatkan bahwa Bank Jateng berada pada jalur yang sehat dan berkelanjutan, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu bank pembangunan daerah (BPD) dengan kinerja solid di tengah dinamika industri keuangan nasional. (*) Ari Nugroho