Jakarta–Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Sosial (Kemensos) menargetkan seluruh program bantuan sosial (bansos) akan disalurkan melalui sistem nontunai dan beroperasi pada awal tahun 2018.
Direktur Jenderal (Dirjen) Penanganan Fakir Miskin, Kementerian Sosial Andi ZA Dulung mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang membenahi dan mendata para penerima bantuan sosial tersebut.
“Kita berharap awal tahun 2018 sudah dapat berjalan. Dan nanti malam, kami kumpulkan pemerintah daerah. Kami minta mereka cek kembali untuk update data penerima bansos di daerahnya masing-masing,” ungkap Andi saat menghadiri Lokakarya “Pemanfaatan Teknologi untuk Peningkatan program bantuan sosial” di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis, 24 Agustus 2017.
Baca juga: Kemensos Targetkan 10 Juta Penerima PKH pada 2018
Sampai saat ini, bantuan yang sudah ada seperti program keluarga harapan (PKH) melalui kartu tersebut baru mencapai 1,2 juta keluarga di 44 kabupaten/ kota. Dirinya menambahkan, kelak program beras sejahtera (Rastra) juga akan dialihkan pada nontunai di mana keluarga penerima tak lagi menerima beras rastra Bulog. Namun, sistemnya diganti dengan bantuan pangan nontunai lewat kartu ATM dengan saldo Rp110.000 per bulan yang nantinya bisa dibelanjakan sembako. Sembako yang dimaksud adalah beras, telur ayam, gula dan minyak goreng.
“Jadi bantuan Rp 110.000 itu bisa dibelanjakan sembako di e-warung yang sudah tersebar pakai mesin Electronic Data Capture (EDC),” terang Andi.
Dirinya menjelaskan, tujuan pemerintah untuk menyalurkan bansos non-tunai lewat atm yakni untuk meningkatkan inklusi keuangan di kalangan 40 persen masyarakat kelompok bawah. Penerima kartu tersebut, otomatis didaftarkan menjadi nasabah perbankan.
“Kalau datanya sudah terkumpul dan fixed. Penerima bansos ini akan kami bukakan rekening secara masal. Lalu, kartunya akan didistribusikan lewat pemerintah daerah,” tukas Andi. (*)
Editor: Paulus Yoga