Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menekankan pentingnya digitalisasi untuk sektor manufaktur, yang dinilai menjadi tulang punggung perekonomian di sebuah negara. Membawa manufaktur untuk mencapai industri 4.0. menjadi salah satu misi utama Kemenperin.
“Industri manufaktur merupakan kontributor utama dalam perekonomian nasional. Kontribusinya terhadap PDB nasional itu sekitar 17,60 persen,” terang Masrokhan, Kepala Badan Pengembangan SDM Industri Kemenperin, dalam acara kerja sama transformasi digital sektor manufaktur oleh Kemenperin dan PT NEC Indonesia (NEC), Rabu, 16 Juli 2025.
Namun, digitalisasi industri masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya, banyak pelaku industri yang hanya sebatas menjalankan proyek percontohan (pilot project), tanpa melanjutkan ke tahap implementasi menyeluruh.
Baca juga: Kemenperin Dorong Kolaborasi Startup dan IKM untuk Transformasi Digital
“Saat ini, kondisi industri masih banyak terjebak pada pilot project. Jadi industri (yang) pakai 4.0.-nya masih di sebagian project dan belum nyuruh,” ujar Nila Kumalasari, Plt. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Industri Kemenperin di kesempatan yang sama.
Berdasarkan hitungan Kemenperin, jika transformasi digital dijalankan secara menyeluruh, sektor manufaktur berpotensi mendongkrak Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga 120 miliar dolar AS, sekaligus menciptakan 20 juta lapangan kerja tambahan.
Nila menambahkan, selain tantangan kesiapan teknologi, pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci agar industri tak hanya berhenti pada pilot project semata.
“Sumber daya manusia industri tidak bisa berdiri sendiri. SDM ini jadi salah satu yang bisa menggerakkan pertumbuhan industri tersebut. Sehingga, mereka harus adaptif terhadap teknologi,” tegas Nila.
Saat ini, Kemenperin melalui Pusat Industri Digital 4.0 (PIDI 4.0) telah menyiapkan sejumlah layanan untuk mendorong percepatan transformasi digital. Di antaranya, showcase teknologi, pelatihan berbasis praktik industri, hingga pusat konsultasi transformasi digital.
Baca juga: PMI Manufaktur Indonesia di Mei 2025 Lanjut Terkontraksi ke Level 47,4
Kemenperin berharap kerja sama lintas pihak, dapat mempercepat implementasi digitalisasi di sektor manufaktur, sehingga manfaat ekonominya benar-benar terasa.
Sebagai informasi, pada 2024 lalu, sektor ini berhasil menyerap tenaga kerja sekitar 13,79 persen. Nilai ekspor industri ini juga menyumbang 74,30 persen dari total ekspor nasional pada 2024, serta bersumbangsih terhadap 40,69 persen kontribusi investasi di periode yang sama. (*) Mohammad Adrianto Sukarso









