Jakarta – Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dengan kode saham BRIS tumbuh 0,99 persen ke level Rp3.070 pada penutupan perdagangan Selasa, 18 Februari 2025. Posisi saham ini naik 4,78 persen sepanjang Februari 2025.
Sementara jika dilihat secara year to date (ytd), level saham BRIS tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp12,45 persen.
Head of Investor Relation BSI Rizky Budinanda menjelaskan, bahwa kenaikan harga saham BRIS sejalan dengan inflow dari investor asing sebesar Rp317 miliar sepanjang 2025. Ekspektasi kinerja positif perseroan didorong oleh diterbitkan perluasan bisnis BSI oleh regulator yakni bullion bank.
Diketahui, izin usaha bullion untuk BSI diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Rabu (12/2/2025) untuk produk Perdagangan Emas dan Penitipan Emas.
“BSI mendapatkan izin dari OJK terkait penyelenggaraan kegiatan usaha bullion dan hal ini menjadi dasar (legal standing) bagi perseroan untuk mulai menjalankan bisnis bullion bank,” jelas Rizky dalam keterangan resminya dikutip 19 Februari 2025.
Baca juga: Kantongi Izin dari OJK, BSI Siap Jalankan Bisnis Bullion Bank
Kegiatan usaha bullion berdasar POJK No 17 Tahun 2024 adalah kegiatan usaha yang berkaitan dengan emas yang dilakukan oleh Lembaga jasa keuangan. OJK memberikan arahan kepada BSI dalam pelaksanaan produk baru tersebut, wajib dilakukan paling lambat 6 bulan sejak tanggal dikeluarkannya surat izin.
Kinerja Bisnis Emas BSI
BSI menunjukkan kinerja yang sangat positif sepanjang 2024. Bank syariah terbesar di Tanah Air ini, mampu membukan laba bersih Rp7,01 triliun, atau tumbuh 22,83 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Bahkan, bisnis BSI tersebut terdorong oleh antusiasme nasabah kaum muda yang tinggi dalam berinvestasi emas.
Bisnis emas perseroan tercatat naik 78,18 persen secara tahunan. Di mana produk cicil emas menjadi primadona dengan lonjakan pembiayaan sebesar 177,42 persen secara yoy ke angka Rp6,4 triliun.
Selain cicil emas, bisnis gadai emas BSI juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pertumbuhannya mencapai sekitar 31,3 persen secara tahunan ke angka Rp6,4 triliun pada 2024. Kualitas pembiayaan bisnis emas ini pun sangat sehat dengan NPF nyaris 0 persen.
Bisnis emas memang merupakan unique product kami dan memiliki potensi untuk bertumbuh semakin besar.
Baca juga: Bank Emas Segera Hadir, Prabowo Pastikan Peresmian Sebelum Ramadan
Sebab tren investasi emas terus meningkat karena merupakan aset safe haven. Terlebih kenaikan harga emas sangat terjaga dan signifikan, contohnya seperti pada tahun lalu yang mencapai 32,4 persen.
Rizky menambahkan dengan adanya perluasan bisnis ini diharapkan menjadi peluang baru bagi BSI untuk diversifikasi produk emas. Saat ini, perseroan telah memiliki bisnis emas yakni Cicil Emas dan Gadai Emas.
“Ke depannya dengan adanya izin ini, perseroan akan semakin ekspansif mendorong bisnis emas secara ekosistem dari hulu ke hilir. Kami berharap BSI dapat memenuhi seluruh kebutuhan nasabah yang berkaitan dengan emas,” tutup Rizky. (*)