Jakarta – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) DKI Jakarta menggandeng Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dalam perjanjian kerja sama tentang penguatan fungsi konservasi keanekaragaman hayati melalui dukungan program konservasi Penyu Sisik.
Kerja sama ini bertujuan memperkuat upaya konservasi keanekaragaman hayati, khususnya penyu sisik (eretmochelys imbricata), salah satu dari enam jenis penyu yang dilindungi di Indonesia, juga menetap di sini.
Sayangnya, keberadaan penyu ini terancam oleh predator seperti biawak dan burung pantai yang sering memangsa telur-telurnya.
General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama menjelaskan, langkah-langkah perlindungan yang dilakukan, salah satunya dengan membangun Rumah Penyu pada September 2024.
“Rumah ini didesain menyerupai habitat alami penyu, dilengkapi dengan pasir sebagai tempat bertelur dan menyimpan telur, serta kolam air asin untuk tukik (anak penyu) berenang setelah menetas. Dinding tinggi tanpa celah dipasang untuk mencegah predator menyerang sarang penyu,” katanya dalam peresmian Rumah Penyu pada Jumat (29/11) di Pulau Rambut.
Baca juga : Lewat Program Ini, PHE ONWJ Berdayakan Masyarakat dan Rehabilitasi Kawasan Pesisir
Lalu, tukik akan dilepas ke pantai setelah cukup usia. Pemantauan dilakukan selama 24 jam menggunakan kamera yang ditenagai panel surya. Upaya ini berbuah hasil.
Selama 2024, enam sarang penyu berhasil diselamatkan dari serangan predator. Sebanyak 318 telur berhasil diselamatkan, dengan 190 di antaranya menetas, dan 142 tukik dilepasliarkan ke alam.
“PHE ONWJ sangat mendukung program ini. Dukungan tersebut diwujudkan dengan membangun Rumah Penyu dan menyediakan kamera pengawas bertenaga surya. Komitmen kami terhadap lingkungan tidak hanya di pulau ini, tetapi juga di berbagai lokasi lain,” jelasnya.
Lanjutnya, selain mendukung pelestarian lingkungan, perusahaan juga berkontribusi pada penggunaan energi terbarukan.
“Kami turut mendukung program pemerintah dalam mendorong pemanfaatan energi terbarukan, seperti penggunaan panel surya untuk kamera pengawas di habitat penyu,” tambahnya.
Baca juga : PHE ONWJ Mulai Proyek Pengembangan Lapangan OO-OX di Bintan
Ia berharap, Rumah Penyu di Pulau Rambut dapat menginspirasi perusahaan lain untuk terus berinovasi dalam pelestarian keanekaragaman hayati. “Semoga program ini juga memotivasi grup Pertamina Hulu untuk memperbanyak program inovatif demi kelestarian alam,” tutupnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi pada Dirjen KSDA Kementerian Lingkungan Hidup, Ahmad Munawir, menegaskan saat ini bumi mengalami ancaman perubahan iklim, meningkatnya polusi, dan kehilangan keanekaragaman hayati. Tiga ancaman itu dikenal dengan istilah Triple Planetary Crisis.
Menurutnya, tugas sekaligus tantangan semua orang adalah bagaimana mencegah dan mengurangi risiko Triple Planetary Crisis.
“Kegiatan hari ini merupakan bentuk nyata dalam melestarikan kekayaan alam yang merupakan bagian dari upaya mitigasi Triple Planetary Crisis,” katanya saat memberikan sambutan.
Munawir juga menambahkan bahwa Suaka Margasatwa Pulau Rambut merupakan kawasan penting, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga dunia. Rambut adalah tujuan migrasi kawanan burung air dari berbagai belahan dunia, termasuk Australia.
“Tidak hanya menjadi kawasan eduwisata, Pulau Rambut juga merupakan destinasi para peneliti karena di sini terdapat 18 ribu ekor satwa,” pungkasnya. (*)
Editor : Galih Pratama